Harga Minyak di Bawah US$ 100/barel, Kapan BBM Nonsubsidi Bisa Turun?

Muhamad Fajar Riyandanu
12 April 2022, 12:46
BBM, minyak
ANTARA FOTO/Jojon/nz.
Tangki tampung PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (29/12/2020).

Harga minyak mentah dunia pada Selasa (12/4) berada di bawah US$ 100 per barel. Bloomberg menyebutkan pada pukul 10.10 WIB, harga minyak jenis WTI berada di level US$ 95.28 per barel. Sedangkan minyak mentah merek Brent di level US$ 99,48 per barel.

Penuruanan harga minyak tersebut disebabkan rencana pelepasan cadangan strategis negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) sebesar 120 juta barel. Selain itu dipengaruhi berlanjutnya karantina atau lockdown Covid-19 di Shanghai, China.

Penurunan harga minyak mentah dunia saat ini belum menimbulkan pengaruh signifikan terhadap harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Indonesia sebagai importir minyak masih harus mengikuti perkembangan harga minyak dunia.

Namun, harga BBM bisa menyesuaikan bila penurunan harga minyak stabil. “Kalau harga minyak dunia ini stabil sampai tiga bulan, baru berdampak. Pertamina bisa menyesuakan harga BBM umum, bisa turun harga,” kata Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Selasa (11/4).

Turunnya harga minyak dunia dalam waktu lama akan berdampak pada mambaiknya keuangan negara akibat pengurangan subsidi pemerintah ke masyarakat. Dalam Kepmen ESDM No 62 tahun 2020 diatur bila harga minyak dunia turun, maka PT Pertamina harus menyesuaikan harga BBM. "Ada formulasinya dan evaluasinya rata-rata per tiga bulan ya. Kalau (harga minyak mentah dunia) memang turun, ya (harga BBM non subsidi) harus turun juga,” kata Mamit.

Mamit menyampaikan, Pertamax yang baru naik di harga Rp 12.500 per liter, masih berada di bawah harga keekonomian yang mencapai Rp 16.000 per liter. Berbeda dengan Pertamax, beberapa BBM yang dijual sesuai nilai keekonomian seperti Pertamina Dex, Pertamax Turbo, Dex lite. “Maksud saya jangan ditekan juga Pertamina kalau harga minya dunia turun terus karena mereka masih merugi," kata dia.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...