Jepang Tetap Kerja Sama dengan Rusia Garap Proyek Migas Sakhalin

Yuliawati
Oleh Yuliawati
12 April 2022, 16:23
Jepang, rusia, amerika Seorang pria tampil untuk berkabung para korban gempa bumi dan tsunami 11 Maret 2011 di sebuah pertemuan untuk memberikan penghormatan sunyi pada peringatan 11 tahun peristiwa yang menewaskan ribuan orang da
ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/aww/sad.
Peringatan Fukushima. Seorang pria tampil untuk berkabung para korban gempa bumi dan tsunami 11 Maret 2011 di sebuah pertemuan untuk memberikan penghormatan sunyi pada peringatan 11 tahun peristiwa yang menewaskan ribuan orang dan memicu krisis nuklir, di Tokyo, Jepang, Jumat (11/3/2022).

Pemerintah Jepang tetap melanjutkan kerja sama dengan Rusia membangun proyek minyak dan gas di pulau Sakhalin, Rusia. Jepang tidak pernah merasa ditekan oleh Amerika Serikat untuk keluar dari proyek tersebut.

"Kami bermaksud untuk terus memegang konsesi di proyek Sakhalin 1 dan 2 karena proyek itu adalah sumber energi jangka panjang yang stabil dan murah dan penting bagi kehidupan warga Jepang dan kegiatan bisnis," kata Menteri Perindustrian Jepang Koichi Hagiuda dikutip dari Reuters, Selasa (12/4).

Setelah Rusia menyerang Ukraina, negara-negara sekutu memberikan sanksi ekonomi kepada Moskow, termasuk Jepang.
Keterlibatan Jepang dalam proyek Sakhalin-1 dan Sakhalin-2 mendapat sorotan. Apalagi setelah perusahaan-perusahaan minyak negara Barat mengatakan mereka akan menarik diri dari proyek energi Rusia setelah adanya invasi negara itu ke Ukraina.

Hagiuda mengatakan Amerika Serikat memahami pentingnya keamanan energi berdasarkan keadaan masing-masing negara.
"Saya tidak pernah merasakan tekanan apa pun dari Amerika Serikat untuk menarik diri dari proyek-proyek Sakhalin," ujar Hagiuda ketika ditanya tentang tekanan AS.

Di masa mendatang, Jepang akan mengurangi ketergantungan energi terhadap Rusia. "Sambil memastikan pasokan energi yang stabil, Jepang akan berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia dengan mendiversifikasi sumber energi, termasuk energi terbarukan dan energi nuklir, serta diversifikasi sumber pasokan," kata Hagiuda.

Hagiuda juga mengatakan kementeriannya tidak mengetahui perusahaan Jepang yang diminta Rusia untuk membayar dalam rubel untuk transaksi gas alam.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan negara-negara Eropa bahwa mereka berisiko mengalami pemotongan pasokan gas kecuali jika membayar dalam rubel. Langkah itu diambil Putin yang mencoba membalas sanksi Barat yang dikenakan pada Rusia atas invasi Moskow ke Ukraina.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...