Heboh BBM Air Nikuba, Ahli Sebut Sulit Proses Air Menjadi Energi
Warga asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Aryanto Misel mengaku membuat alat yang bisa mengubah air menjadi bahan bakar minyak atau BBM untuk kendaraan. Aryanto menamakan temuannya itu Nikuba, yang bekerja dengan cara memisahkan antara hidrogen dan oksigen di air melalui proses elektrolisis.
Rektor Universitas Teknologi Sumbawa Chairul Hudaya mengatakan bahwa proses mengubah air melalui proses elektrolisis hingga menjadi energi sulit dilakukan. "Untuk memecah hidrogen dari air perlu energi yang besar dan alat yang khusus," katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (6/5).
Ia mengatakan, inovasi bahan bakar untuk kendaraan sebenarnya telah banyak dikembangkan sebelumnya. "Banyak yang free energy, tapi akhirnya terkuak sebagai fake. Kalau mau fair, ini bisa dibedah bersama," ujarnya.
Nikuba menjadi sorotan setelah mendapat dukungan dari anggota TNI. Beredar video di media sosial saat Nikuba dipasang di kendaraan dinas milik anggota TNI dari Koramil Lemahabang Serda Muhammad Sutami.
Dari akun Twitter Nikuba @NikubaHidrogen, dijelaskan Nikuba ini berfungsi memisahkan antara hidrogen (H2) dan oksigen (O2) yang terkandung di dalam air (H2O) yang dimasukkan ke alat tersebut. Namun Air yang digunakan adalah air yang sudah tidak mengandung logam berat.
Nantinya, hidrogen hasil pemisahan itu yang akan dialirkan ke ruang pembakaran menjadi bahan bakar kendaraan. Sedangkan, oksigen yang telah dipisahkan dielektrolisis lagi menjadi hidrogen. Kemudian, alat akan mengalirkannya lagi ke ruang pembakaran sebagai bahan bakar.
Untuk memisahkan antara hidrogen dan oksigen, Nikuba mengandalkan aki (accu) bawaan kendaraan. "Selebihnya full hidrogen dari alat atau kami sebut generator #NikubaHirdrogen ini dialirkan ke manipol sebagai bahan bakar," demikian dikutip dari akun Twitter Nikuba.
#nikubahidrogen sudah diuji coba di 10 motor Kodam lll Siliwangi dan hasil tokcer pic.twitter.com/SRWflYFUN4— NikubaHidrogen (@NikubaHidrogen) April 28, 2022
Alat tersebut kini telah dipasang di 31 unit kendaraan dinas milik TNI. Bahkan, TNI juga siap mewadahi pengembangan alat tersebut lebih lanjut.
Laporan International Energy Agency (IEA) pada 2019 juga menyebutkan bahwa dunia sebenarnya memiliki peluang penting untuk memanfaatkan potensi besar hidrogen. Zat ini dapat membantu mengatasi berbagai tantangan energi kritis, termasuk menawarkan cara untuk mendekarbonisasi sektor transportasi jauh.
"Hidrogen dapat diubah menjadi listrik serta menjadi bahan bakar untuk mobil, truk, kapal dan pesawat," demikian dalam laporan IEA bertajuk The Future of Hydrogen: Seizing Today’s Opportunities, pada 2019.
Namun, dikutip dari Bennetts.co.uk, meskipun lebih padat energi dalam hal daya per kilogramnya, hidrogen jauh lebih buruk daripada bensin dalam hal daya per liternya.
Hidrogen cair akan menimbulkan masalah sedemikian rupa dan tidak benar-benar layak untuk transportasi sehari-hari. Ini karena hidrogen lebih cenderung disimpan sebagai gas terkompresi daripada dalam bentuk cairnya.
CEO produsen mobil listrik Tesla Elon Musk juga mengatakan bahwa pengembangan bahan bakar dari air untuk kendaraan sulit dilakukan. "Untuk membuat hidrogen dan menyimpannya serta menggunakannya di dalam mobil akan sulit," katanya dikutip dari CNBC Internasional, pada tahun lalu (30/12/2021).
Mayoritas masyarakat Indonesia menganggap air sebagai sebagai sumber energi terbarukan dengan potensi terbesar di Tanah Air. Padahal, datanya tidak berkata demikian. Hal ini terlihat dari Survei Katadata Insight Center (KIC) berikut ini: