Siap-siap Beli Solar, Pertalite hingga LPG Lewat Aplikasi MyPertamina

Muhamad Fajar Riyandanu
10 Juni 2022, 19:04
Solar, LPG
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/tom.
Kabidhumas Polda Sumbar Kombes Pol Satake Bayu menunjukan barang bukti bio solar yang diamankan di Mapolda Sumatera Barat, di Padang, Rabu (8/6/2022).

Pemerintah akan mengujicoba pembatasan pembelian BBM bersubsidi menggunakan aplikasi MyPertamina mulai Agustus 2022. Tujuan penggunaan aplikasi digital ini untuk memastikan subsidi energi tepat sasaran, baik  untuk Pertalite, solar hingga elpiji atau LPG 3 kilogram.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, mengatakan para calon konsumen diwajibkan untuk mengisi data diri dan data kendaraan di aplikasi Mypertamina. Nantinya, data tersebut akan diverfikasi oleh pemerintah untuk menentukan apakah si calon konsumen berhak mendapatkan jatah BBM bersubsidi dan LPG 3 kg.

Salah satu data yang diidentifikasi yakni nomor pelat kendaraan. Selain menyaring calon pembeli BBM bersubsidi, digitalisasi penyaluran juga mengatur kuota BBM per hari bagi masyarakat yang berhak menerima. Sistem secara otomatis bakal mengunci alokasi BBM subsidi bila penerima tak berhak.

“Saat sudah ada kriteria yang jelas nanti akan diset digitalisasinya, kalau yang tidak berhak ini [BBM] tidak bisa keluar BBM dari nozzle (corong),” kata Nicke dalam Media Gathering di Grha Pertamina Jakarta, beberapa waktu lalu.

Rencana ini akan direalisasikan usai pemerintah mengesahkan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM). Revisi Perpres tersebut juga mengatur petunjuk teknis dan kriteria konsumen yang boleh menerima BBM bersubsidi.

Nicke menjelaskan penyaluran BBM bersubsidi memerlukan sebuah sistem digitalisasi yang terstruktur serta perubahan regulasi yang mendukung sekaligus pengetatan pengawasan di lapangan.

Selain itu, Pertamina sedang menyiapkan distribusi LPG lewat aplikasi MyPertamina. Saat ini Pertamina sedang melengkapi kesiapan infrastruktur di belasan ribu pangkalan dan agen, agar penerapannya bisa meluas.

"Sekarang sudah mencoba di beberapa daerah untuk menggunakan MyPertamina untuk yang elpiji subsidi. Karena ini harus kita lengkapi juga kesiapan di pangkalan yang jumlahnya belasan ribu ini," kata Nicke.

Pemberian subsidi elpiji 3 kg lebih besar daripada harga jualnya di pasaran. Elpiji hanya dijual Rp 4.000 per kg, sedangkan Pertamina harus membayar subsidi elpiji Rp 11.000 per kg. "Tugas berat tahun ini adalah mengendalikan demand, kalau kebutuhan supply bisa kami atasi," kata Nicke.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...