PDIP: Kemiskinan di Jakarta Masa Anies Memburuk daripada Ahok-Djarot
Elit PDIP mengkritik kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam mengatasi kemiskinan. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menilai tingkat kemiskinan di Jakarta pada saat dipimpin Anies, sama dengan tingkat kemiskinan pada 15 tahun sebelumnya.
Hasto mengatakan kondisi Jakarta lebih baik saat dipimpin oleh pasangan gubernur dan wakil gubernur yang diusung PDIP, yakni Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
“Akhirnya kan rakyat melihat bahwa Pak Ahok dan Pak Djarot ini lebih baik daripada yang ada sekarang,” kata Hasto di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP pada Selasa (21/6).
Berdasarkan data dari laman Badan Pusat Statsistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, jumlah penduduk miskin mencapai 501.920 jiwa atau 4,73% dari total penduduk Jakarta pada 2021. Adapun pada 2006, jumlah penduduk miskin mencapai 407.100 jiwa atau 4,54% dari total penduduk Jakarta pada saat itu.
Pandemi Covid-19 menyumbang tingkat kemiskinan di provinsi yang dipimpin Anies Baswedan itu paling tinggi dalam 20 tahun terakhir. Berikut grafik Databoks:
Djarot pun mengomentari kembalinya tingkat kemiskinan Jakarta ke masa 15 tahun silam. Dia mengatakan, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta yang fantastis semestinya dimanfaatkan dengan lebih baik.
Djarot menyoroti penggunaan APBD DKI Jakarta yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan event balap Formula E. Meski event tersebut dapat meningkatkan nilai jual Jakarta di mata dunia, tapi anggarannya semestinya dialokasikan untuk menuntaskan berbagai program yang pernah dijanjikan Anies semasa kampanye.
“Kalau seumpama itu diperuntukkan untuk membangun rumah-rumah susun untuk rakyat, didistribusikan untuk memberikan bantuan permodalan bagi pengusaha pengusaha kecil, itu akan lebih fokus untuk membahagiakan, mensejahterakan warganya,” kata Djarot yang juga Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Bidang Ideologi dan Kaderisasi PDIP pada Selasa (21/6).
Menurut Djarot, menjelang akhir masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies masih belum dapat merealisasikan janji-janji kampanyenya. Dua program yang menjadi sorotan, yaitu rumah subsidi dengan Down Payment atau DP nol rupiah dan Oke Oce. Baginya, kedua program tersebut masih belum jelas realisasinya di tengah masyarakat.
“Hal-hal seperti inilah yang membikin kita miris, sehingga kita mempertanyakan duit segede itu untuk apa ya?” ujarnya.
Djarot optimistis dirinya mampu mengatasi kemiskinan dan permasalahan lain di Jakarta jika kembali dipercaya memimpin ibu kota. “Kalau dulu diberikan kesempatan satu periode lagi, saya pastikan di bawah lima persen,” ujarnya.
Dirinya tak menutup peluang berpasangan dengan siapapun, termasuk Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka yang belakangan santer dikabarkan akan maju ke dalam kontestasi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2024 mendatang. “Kalau itu masih panjang (prosesnya),” kata Djarot.