Renovasi Bandara Halim Hampir Rampung, Mulai Operasional September
Kementerian Perhubungan menargetkan revitalisasi Bandara Internasional Halim Perdanakusuma akan rampung pada Agustus 2022. Salah satu tujuan revitalisasi tersebut adalah menyambut kedatangan tamu negara anggota G20 dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan progres revitalisasi Bandara Internasional Halim Perdanakusuma telah mencapai 72,6% per 12 Juli 2022. Budi menargetkan revitalisasi sisi udara seperti landasan pacu (runway), landas hubung (taxiway), dan landas parkir (taxiway) rampung pada akhir Juli 2022, sedangkan revitalisasi gedung terminal selesai pada akhir Agustus 2022.
“Secara teknis runway Bandara Halim sudah bisa digunakan secara terbatas untuk latihan militer dan penerbangan VVIP mulai besok (13 Juli 2022), dan September nanti sudah bisa digunakan untuk komersial,” kata Budi dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu (13/7).
Revitalisasi gedung terminal termasuk renovasi gedung Naratetama dan Naratama; renovasi bangunan operasi; perbaikan sistem drainase di dalam bandar udara; dan penataan fasilitas lainnya. Budi mengatakan pemerintah juga membangun terminal yang akan digunakan tamu VVIP yang akan rampung pada akhir Agustus 2022.
Pengoperasian Bandara Internasional Halim Perdana Kusuma secara komersial akan bertepatan dengan selesainya pembangunan terminal VVIP
Revitalisasi Bandara Internasional Halim Perdanakusuma tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Fasilitas Pangkalan Tentara Nasional Indonesia/Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Budi menutup akses publik ke Bandara Internasional Halim Perdanakusuma sejak 26 Januari 2022 untuk keperluan revitalisasi. Pada awal 2022, pemerintah menemukan 40% dari total panjang landasan sudah harus direnovasi.
Langkah revitalisasi dilakukan untuk memperbaiki fasilitas sisi darat maupun udara, dalam rangka meningkatkan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan.
Menhub menyampaikan apresiasi kepada sejumlah pihak yakni: Kemenhan, KemenPUPR, Angkasa Pura II, Panglima TNI, KASAU, kontraktor pembangunan, dan jajaran Kemenhub yang telah memberikan dukungan yang baik selama pengerjaan.
Selain Bandara Internasional Halim Perdana Kusuma, Budi juga merevitalisasi empat bandara lainnya dalam menghadapi KTT G20. Bandara yang dimaksud adalah Bandara Komodo di Labuan Bajo, Bandara Mali di Alor, Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere, dan Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin di Sumbawa Besar.
Sejumlah pengembangan di Bandara Komodo, baik di sisi darat yakni perluasan terminal penumpang, maupun di sisi udara. Landas pacu (runway) diperpanjang dari 2.250 meter menjadi 2.650 meter.
Pengembangan juga termasuk apron, taxiway, drainase, pagar bandara, dan fasilitas lainnya.Pengembangan juga dilakukan di Bandara di Alor, Maumere, dan Sumbawa Besar baik dari sisi darat maupun udara.
"Keberadaan bandara-bandara ini diharapkan mampu menciptakan konektivitas, sekaligus menggeliatkan perekonomian masyarakat NTT dan sekitarnya," kata Budi.