Jejak Dinasti Rajapaksa di Sri Lanka Mirip Keluarga Soeharto
Parlemen Sri Lanka resmi menerima pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa, Jumat (15/7). Pengunduran diri ini mengakhiri dinasti keluarga Rajapaksa yang berkuasa selama hampir 20 tahun.
Gotabaya Rajapaksa menyampaikan surat pengunduran diri dari tempat pelariannya di Singapura. Rojapaksa kabur ke luar negeri sebelum mengundurkan diri untuk mencegah potensi dihukum pemerintahan baru.
Berdasarkan laporan International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ) Oktober tahun lalu, mengungkapkan anggota keluarga dinasti Rajapaksa menggunakan perusahaan rahasia untuk menyimpan kekayaan di seluruh dunia.
Praktik ini, menurut ICIJ, juga dilakukan oleh mantan pemimpin Orde Baru di Indonesia Soeharto dan mantan pemimpin Filipina Presiden Marcos.
Perjalanan Dinasti Rajapaksa
Sebelum Gotabaya Rajapaksa berkuasa, saudaranya yang bernama Mahinda Rajapaksa menjadi Presiden Sri Lanka selama 2005-2015. Ia menang tipis dalam pemilu untuk memperebutkan kursi kepresidenan.
Setahun sebelum menjadi presiden, dia menjadi Perdana Menteri selama 2004-2005. BBC melaporkan Mahinda menjadi populer karena mengecam pelanggaran hak asasi manusia dalam pemberontakan kelompok sayap kiri pada 1987-1989, yang membuatnya sampai meminta PBB untuk campur tangan.
Pada 1994, ia pun diangkat menjadi menteri tenaga kerja oleh presiden Sri Lanka, Chandrika Kumaratunga. Pada 2009, ia menyelia akhir berdarah perang saudara dengan kelompok separatis Tamil yang telah berlangsung selama hampir 30 tahun.
Ketika Mahinda menjadi presiden, dia dituduh melanggar hak asasi manusia, terutama terhadap kelompok etnis dan agama minoritas. Sang mantan presiden dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Keluarga Rajapaksa Menjadi Pejabat
Selama Mahinda berkuasa, dia mengangkat kerabatnya sebagai pejabat di kabinetnya. Sebelum menjadi presiden, Gotabaya memegang posisi senior di Kementerian Pertahanan.
Saudara lainnya, Chamal bertugas di berbagai kementerian seperti Pertanian, Perikanan, dan Irigas. Adapun adik yang lain, Basil, memegang jabatan di Kementerian Keuangan dan Pembangunan Ekonomi.
Pada 2015, Mahinda kalah dalam pemilihan presiden 2015. Empat tahun kemudian, Gotabaya berhasil menguasai kursi presiden.
Kekuasaan bersaudara ini berlanjut saat Gotabaya berkuasa. Gotabaya mengangkat saudara-saudaranya, termasuk mengangkat Mahinda sebagai Perdana Menteri selama 2019-2022. Dua putra Mahinda yakni Namal dan Yoshitha juga sempat masuk ke kabinet Gotabaya.
Mundurnya Gotabaya setelah gejolak ekonomi, politik, dan sosial di Sri Lanka berlangsung berbulan-bulan. Kondisi ini membuat ribuan pengunjuk rasa menyerbu gedung-gedung pemerintah utama di ibukota Kolombo, termasuk kediaman resmi Presiden Gotabaya Rajapaksa pada Sabtu (9/7).
Krisis yang menimpa Srilanka akibat kebijakan salah langkah Rajapaksa. Sri Lanka mengalami krisis pangan yang parah setelah pemerintahan Rajapaksa memutuskan melarang impor pupuk kimia secara drastis pada April 2021.
Rajapaksa menjelaskan tujuan larangan impor pupuk sintetis adalah meningkatkan pendapatan petani dengan menyediakan pupuk alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan. Sri Lanka juga berusaha mengurangi biaya pengeluaran dari impor yang besar. Namun kebijakan tersebut menjadi masalah karena produsen pupuk organik dalam negeri tak memiliki kapasitas memenuhi permintaan petani.
"Pelaku industri pupuk organik kami tidak memiliki kapasitas (untuk memenuhi seluruh permintaan petani), tapi saya tidak diberitahu. Saya tidak mendapatkan dukungan dari orang-orang yang bertanggung jawab," kata Gotabaya dikutip dari Bloomberg, 17 Juni lalu.