Beda dengan AS, Uni Eropa Anggap Pandemi Covid-19 Belum Berakhir
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan pandemi Covid-19 telah berakhir. Namun, seorang pejabat regulator obat di Uni Eropa mengatakan hal sebaliknya, pandemi virus corona belum selesai.
"Kami di Eropa masih menganggap pandemi sedang berlangsung." kata Kepala Petugas Medis Badan Obat Eropa (EMA) Steffen Thirstrup dikutip dari Reuters, Selasa (20/9).
Oleh karenanya, upaya memerangi pandemi perlu dilakukan dengan kampanye vaksinasi selama musim dingin. Selain itu, penting bagi negara-negara Uni Eropa untuk mempersiapkan peluncuran vaksin, terutama vaksin yang menargetkan varian virus tertentu untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Thirstrup juga diminta mengomentari pernyataan Biden yang menyatakan pandemi berakhir. Namun, ia mengatakan tidak bisa menjawab mengapa Biden mengambil kesimpulan itu.
Adapun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pandemi tetap menjadi darurat global. Namun, akhir dari pandemi bisa terlihat.
Sementara, pejabat EMA menegaskan kembali orang-orang di Eropa harus mengambil booster Covid-19 yang tersedia dan direkomendasikan kepada masyarakat.
EMA telah mendukung sejumlah vaksin yang disesuaikan dengan varian virus Omicron untuk digunakan sebagai suntikan booster. Vaksinasi untuk meringankan lonjakan infeksi yang dikhawatirkan terjadi selama musim gugur dan musim dingin di Eropa.
Sebelumnya, Biden mengatakan Covid-19 telah usai. Pernyataan tersebut diucapkan meski AS masih bergulat dengan Covid-19 yang membunuh ratusan orang Amerika setiap hari.
"Pandemi sudah berakhir," kata Biden saat wawancara yang dilakukan dengan program "60 Minutes" CBS pada Rabu (14/9).
Biden mengakui, Negeri Paman Sam itu masih memiliki kasus corona. Meski demikian, status pandemi saat ini telah usai seiring menurunnya penularan.
"Jika Anda perhatikan, tidak ada yang mengenakan masker. Semua orang tampaknya dalam kondisi yang cukup baik," ujar dia.
Bagaimanapun, pandemi Covid-19 telah berkurang secara signifikan sejak awal masa jabatan Biden.
Saat itu, lebih dari 3.000 orang Amerika per hari meninggal. Data terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, kini hampir 400 orang sehari terus meninggal karena Covid-19.