Diterpa Isu Kudeta, Xi Jinping Akan Hadiri Kongres Partai Komunis Cina

Yuliawati
Oleh Yuliawati
26 September 2022, 13:32
Xi Jinping, Cina
ANTARA FOTO/REUTERS/Jason Lee
Presiden China Xi Jinping mengikuti upacara sambutan di Balai Agung Rakyat, di Beijing, China, Jumat (25/10/2019).

Partai Komunis Cina (PKC) bakal menggelar Kongres Nasional ke-20 yang akan dihadiri sebanyak 2.296 delegasi terpilih. Presiden Cina  Xi Jinping yang baru-baru ini diterpa isu kudeta, bakal menghadiri pertemuan itu.

Kantor berita Xinhua melaporkan Xi Jinping merupakan salah satu pimpinan PKC yang memimpin kongres yang bakal diadakan pada 16 Oktober nanti.

"Di bawah bimbingan pemikiran Xi Jinping tentang sosialisme dengan karakteristik Tiongkok untuk era baru, para delegasi dipilih sesuai dengan Konstitusi Partai, persyaratan dari Komite Sentral PKC," bunyi keterangan yang dikutip dari Xinhua, Senin (26/9).

Kongres PKC ini berlangsung setiap lima tahun sekali. CNN menyebutkan, Xi Jinping yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PKC siap mengamankan masa jabatan kepemimpinan ketiga kalinya. Kedudukan ini akan bernilai sejarah sebagai pemimpin Cina paling kuat sejak Mao Zedong.

Kongres akan berlangsung sekitar seminggu dan sebagian besar berlangsung secara tertutup di Aula Besar Rakyat di sisi barat Lapangan Tiananmen di pusat Beijing.

Xi, 69, terus mengkonsolidasikan kekuasaan sejak menjadi sekretaris jenderal partai satu dekade lalu, di antaranya dengan menghilangkan faksi oposisi terhadap pemerintahannya.

Bantahan Kudeta atas Pemerintahan Xi Jinping

Selama beberapa hari terakhir beredar rumor Xi Jinping ditahan sepulangnya dari kunjungan kenegaraan di Asia Tengah. Rumor ini dianggap banyak orang sebagai pertanda kudeta terhadap pemerintahan Xi Jinping.

Aktivis Hak Asasi Manusia asal Cina Jennifer Zeng yang kini tinggal di Australia meragukan kabar tersebut. Dalam kanal YouTube-nya, "Inconvenient Truths"  dia membeberkan beberapa fakta yang menunjukkan masih dominannya kekuasaan Xi Jinping.

Salah satunya, dia mengkaitkan keputusan Xi Jinping yang baru-baru ini menjatuhi hukuman berat kepada enam petinggi senior Partai Komunis Cina (PKC). Keputusan ini menunjukkan sinyal Xi Jinping masih memegang kontrol penuh atas pemerintahan dan militer.

Meski begitu, Zeng menyebut Cina saat ini dalam keadaan tidak stabil. "Tidak ada lagi sesuatu yang dianggap normal di Cina, saat semuanya seperti di luar kontrol. Selain itu, kita bisa yakin bahwa negara ini masuk dalam tahap chaos, dan perubahan, tidak hanya di Cina, tetapi juga di seluruh dunia" ujar Jennifer Zeng, dalam kanal YouTube-nya, dikutip Minggu (25/9).

Berikut beberapa fakta yang diuraikan Jennifer Zeng mengenai bantahan atas isu kudeta terhadap Xi Jinping:

1. Tidak Ada Pengumuman Soal Peralihan Kekuasaan

Jennifer Zeng memandang jika memang ada kudeta, maka akan ada pengumuman lebih lanjut terkait peralihan kekuasaan.

Jika kudeta memang terjadi, pihak pemenang pastinya akan segera mengumumkan adanya perpindahan kekuasaan. Mereka tidak akan menutupi pemberitaan.

Sebab, sangat penting pihak pemenang segera menginformasikan kepada seluruh anggota PKC dan publik. Ini untuk mencegah adanya serangan balasan dari pihak-pihak yang masih loyal terhadap Xi Jinping.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...