Cadangan Beras Pemerintah Susut, Badan Pangan Naikkan Harga Beli Gabah

Andi M. Arief
3 Oktober 2022, 11:30
beras, badan pangan
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/wsj.
Pekerja membongkar muat karung berisi beras di gudang Perum Bulog Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Kamis (22/9/2022).

Badan Pangan Nasional atau NFA mendata cadangan beras pemerintah atau CBP saat ini hanya mencapai 800.000 ton. Angka tersebut lebih rendah dari volume CBP pada kondisi normal atau sebanyak 1,2 juta ton - 1,5 juta ton.

Badan Pangan memutuskan menaikkan harga beli gabah dari petani untuk keperluan CBP hingga 30 November 2022 melalui Surat NFA No. 145/KS.03.03/K/9/2022. Surat tersebut menginstruksikan Perum Bulog untuk membeli gabah kering pecah atau GKP dari petani senilai Rp 4.450 per kilogram (Kg) dan gabah kering giling atau GKG di penggilingan sebesar Rp 5.550 per Kg.

Sebagai informasi, Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag No. 24/2020 mengatur harga beli GKP untuk keperluan CBP di tingkat petani adalah Rp 4.200 per Kg. Sedangkan harga GKG di tingkat penggilingan adalah Rp 5.300 per Kg.

"Kami harus menaikkan cadangan beras pemerintah sampai akhir tahun. CBP itu harus dinaikkan minimal 1,2 juta - 1,5 juta ton. Itu minimal, baru CBP akan aman," kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi di Gudang Food Station Cipinang, Senin (3/10).

Arief mengatakan kenaikan harga serapan tersebut penting agar dapat bersaing dengan yang ditawarkan pihak swasta. Saat ini harga produksi yang diemban petani telah naik mengingat tumbuhnya harga pupuk sepanjang 2022.

Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia atau AB2TI menyatakan biaya produksi atau harga pokok produksi gabah kering panen atau GKP pada tahun ini naik menjadi Rp 5.876 per kilogram (kg).

Adapun, harga gabah dan beras di tingkat petani cenderung turun sejak Agustus 2019 hingga saat ini. Pada saat yang sama, biaya produksi beras yang ditanggung petani saat ini naik 29,91% dibandingkan 2019.

Dengan demikian, sebagian petani menilai bahwa padi bukan komoditas yang menguntungkan beberapa tahun terakhir. Hal tersebut tercermin pada produksi padi yang anjlok 7,7% secara tahunan pada 2019 dan kembali turun 0,42% pada 2021.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...