Jokowi Ajak Pemimpin G20 Sumbang Dana Lebih Banyak untuk Dana Pandemi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak negara-negara anggota G20 untuk berkontribusi pada Pandemic Fund alias Dana Pandemi, agar pencegahan dan penanggulangan pandemi di masa mendatang lebih optimal. Dana Pandemi menjadi salah satu hasil kesepakatan di bawah G20 Presidensi Indonesia.
"G20 telah berhasil membentuk Dana Pandemi, ini harus diikuti penambahan kontribusi pendanaan agar berfungsi secara optimal, kami mengajak semua pihak berkontribusi," kata Jokowi saat membuka pertemuan sesi kedua KTT G20 Indonesia, Selasa (15/11).
Jokowi juga memamerkan Indonesia sudah menyumbang US$ 50 juta atau setara RP 775 miliar (kurs RP 15.500/US$) untuk Dana Pandemi. Adapun lebih dari 24 negara dan tiga lembaga filantropi mengirimkan dananya, dengan total lebih dari US$ 1,4 miliar.
Mayoritas dari negara donor tersebut merupakan anggoata G20. Meski demikian beberapa negara non anggota yang juga sudah menyumbangkan dananya, seperti Singapura, Norwegia, Selandai Baru dan Uni Emirat Arab. Tiga lembaga filantorpi yang jadi donor antara lain Bill and Melinda Gates Foundation, Wellcome Trust dan Rockefeller Foundation.
Dalam sambutannya siang ini, Jokowi juga meminta agar sistem kesehatan global perlu terus didorong untuk memperkuat sistem kesehatan mengantisipasi munculnya pandemi di masa mendatang. Karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato pembukanya dalam pertemuan sesi kedua KTT hari ini, Selasa (15/11) mendorong agar investasi ke industri kesehatan ditingkatkan.
Jokowi mengatakan kepada para pemimpin G20 bahwa kesenjangan dari sistem kesehatan dunia perlu diperbaiki. Perlu terus meningkatkan kapasitas dari sistem kesehatan di negara berkembang dan miskin.
"Negara berkembang harus menjadi rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset, ini hanya bisa terjadi jika investasi di industri kesehatan ditingkatkan," kata dia.
Kemitraan yang memberdayakan negara berkembang ini bukan hanya dari sisi ketersediaan dana investasi. Jokowi juga menyinggung pentingnya memperkuat kerja sama riset dan transfer teknologi. Negara-negara G20 juga didorong untuk menjaga agar akses bahan baku produksi diperluas ke negara berkembang.
Selain itu, Jokowi juga mengingatkan perlunya untuk memperluas solusi kesehatan di bidang diagnostik dan terapeutik. Di depan Sekjen WHO, Jokowi juga meminta untuk bisa merealisasikan komitmennya terkait Hubs dan Spokes.
"Dunia tidak boleh mengulang kesalahan saat pandemi Covid-19, ini adalah pelajaran berharga untuk menyiapkan dunia dari darurat Kesehatan Global. Never again harus menjadi mantra kita bersama," kata Jokowi.