Jokowi Sebut Proyek Ibu Kota Baru Bisa Bawa Masuk Investasi Rp 322 T

Abdul Azis Said
15 November 2022, 18:47
Jokowi, G20
ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/nym
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada sesi Partnership for Global Insfrastucture and Investment dalam rangkaian KTT G20 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (15/11/2022).

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan proyek ibu kota negara (IKN) Nusantara bisa membawa masuk investasi ke dalam negeri hingga US$ 20,8 miliar atau setara Rp 322 triliun (kurs Rp 15.500/US$). Pemerintah sebelumnya mengatakan sudah ada beberapa investor yang berkomitmen membiayai proyek ini, salah satunya dari Uni Emirat Arab (UEA).

"Indonesia tengah mendorong pemerataan pembangunan melalui pemindahan IKN ke Nusantara, ini membuat peluang investasi US$ 20,8 miliar di berbagai sektor infrastruktur," kata Presiden Jokowi dalam keterangan persnya setelah KTT G20 hari pertama, Selasa (15/11).

Advertisement

Jokowi menyampaikan itu dalam sesi side event Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) usai pertemuan hari pertama KTT G20. PGII merupakan lembaga pendanaan inisasi negara-negara G7 yang hendak menguatkan pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang.

Jokowi menyampaikan Indonesia mendukung PGII yang hendak menguatkan pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang. "Terima kasih Joe Biden atas inisiatif penyelenggaraan side event PGII. Indonesia siap mendukung inisiatif PGII dan harapan saya PGII dapat memperkuat hasil yang telah dicapai di G20," kata Jokowi.

Menurut dia, krisis multidimensional yang tengah dihadapi dunia membawa tantangan tersendiri bagi pembangunan infrastruktur di negara berkembang, termasuk melalui penyusutan ruang fiskal.

Namun, kata Jokowi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan PGII dalam mendukung pembangunan infrastruktur di negara berkembang.

Pertama, dukungan harus country driven atau berdasarkan kebutuhan riil negara tujuan. Konsultasi dan dialog dengan negara penerima juga harus menjadi pedoman utama.

Selain itu, pembangunan infrastruktur juga perlu memberdayakan masyarakat dan ekonomi setempat agar memiliki rasa kepemilikan yang tinggi disertai dukungan bagi negara berkembang untuk membangun kapasitas dan kemampuan mandiri.

"Dengan demikian, negara berkembang dapat lebih tangguh menghadapi tantangan global pada masa mendatang," kata dia.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement