Jokowi Sebut Proyek Ibu Kota Baru Bisa Bawa Masuk Investasi Rp 322 T
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan proyek ibu kota negara (IKN) Nusantara bisa membawa masuk investasi ke dalam negeri hingga US$ 20,8 miliar atau setara Rp 322 triliun (kurs Rp 15.500/US$). Pemerintah sebelumnya mengatakan sudah ada beberapa investor yang berkomitmen membiayai proyek ini, salah satunya dari Uni Emirat Arab (UEA).
"Indonesia tengah mendorong pemerataan pembangunan melalui pemindahan IKN ke Nusantara, ini membuat peluang investasi US$ 20,8 miliar di berbagai sektor infrastruktur," kata Presiden Jokowi dalam keterangan persnya setelah KTT G20 hari pertama, Selasa (15/11).
Jokowi menyampaikan itu dalam sesi side event Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) usai pertemuan hari pertama KTT G20. PGII merupakan lembaga pendanaan inisasi negara-negara G7 yang hendak menguatkan pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang.
Jokowi menyampaikan Indonesia mendukung PGII yang hendak menguatkan pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang. "Terima kasih Joe Biden atas inisiatif penyelenggaraan side event PGII. Indonesia siap mendukung inisiatif PGII dan harapan saya PGII dapat memperkuat hasil yang telah dicapai di G20," kata Jokowi.
Menurut dia, krisis multidimensional yang tengah dihadapi dunia membawa tantangan tersendiri bagi pembangunan infrastruktur di negara berkembang, termasuk melalui penyusutan ruang fiskal.
Namun, kata Jokowi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan PGII dalam mendukung pembangunan infrastruktur di negara berkembang.
Pertama, dukungan harus country driven atau berdasarkan kebutuhan riil negara tujuan. Konsultasi dan dialog dengan negara penerima juga harus menjadi pedoman utama.
Selain itu, pembangunan infrastruktur juga perlu memberdayakan masyarakat dan ekonomi setempat agar memiliki rasa kepemilikan yang tinggi disertai dukungan bagi negara berkembang untuk membangun kapasitas dan kemampuan mandiri.
"Dengan demikian, negara berkembang dapat lebih tangguh menghadapi tantangan global pada masa mendatang," kata dia.
Kedua, upaya pembangunan infrastruktur di negara berkembang harus didasarkan paradigma kolaborasi, pelibatan lebih banyak pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta yang akan membawa manfaat nyata.
Ketiga, PGII harus menghasilkan dukungan pembangunan berkelanjutan, termasuk lewat pembangunan hijau dan transisi energi.
Adapun terkait isu pemindahan ibu kota, Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia melaporkan sudah ada beberapa investor dari dalam dan luar negeri yang menjajaki peluang investasi di proyek tersebut.
Bahlil bilang, salah satu investor yang sudah menyatakan komitmennya yakni Uni Emirat Arab (UEA) sebesar US$ 20 miliar. Pembiayaan tersebut untuk mendukung pembangunan tahap pertama.
Dia mengatakan, investasi UEA sebelumnya sangat kecil di Indonesia. Uni Emirat Arab bahkan bukan termasuk 20 besar negara yang berinvestasi di Indonesia.
"Kami targetkan 2023 ada secercah harapan, mereka masuk 20 miliar Dolar AS yang sudah oke untuk IKN dan investasi sektor lain. Tapi itu baru tahap awal," kata Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (24/10).
Selain UEA, negara lain yang sudah menjajaki investasi IKN adalah Cina, Korea Selatan, Taiwan, dan beberapa negara Eropa. Namun demikian, Bahlil menolak untuk memberikan rincian terhadap rencana investasi tersebut.
"Mereka menyampaikan tawaran pada kami dan sebagian bahkan langsung ke pak Jokowi," ujarnya.