Asosiasi Dorong Mal Siapkan Strategi Bersaing dengan E-commerce

Nadya Zahira
23 Februari 2023, 18:57
mal, restoran
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pramusaji menyajikan hidangan di Lounge in The Sky, Jakarta, Selasa (29/3/2022).

Kunjungan ke mal atau pusat perbelanjaan kembali meningkat setelah pemerintah mencabut aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Rata-rata nasional pengunjung mal atau pusat perbelanjaan nyaris mencapai 100% pada awal 2023.

Lama kunjungan mal pun meningkat signifikan dibandingkan sebelum pandemi. "Saat ini masyarakat sudah bebas menjalankan aktivitas, masyarakat kembali leluasa untuk mengunjungi mal," kata Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia atau APPBI Alphonzus Widjaja, saat ditemui awak media dalam acara Rakernas APPBI di Jakarta, Kamis (23/2).

APPBI optimistis kunjungan ke mal dan pusat perbelanjaan akan tumbuh melonjak hingga lebih dari 100% di tahun ini. Alphonzus menyatakan, mal tidak akan ditinggalkan meski sebagian masyarakat masih gemar untuk berbelanja online di marketplace atau e-commerce.

"Pada saat pandemi memang belanja online meningkat tajam, tapi itu bukan demand sesungguhnya, karena terpaksa tidak boleh keluar rumah," ujar Alphonzus.

Dia mengatakan saat ini tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan atau mal meningkat karena masyarakat sudah merasa bosan. Selama pandemi mereka dibatasi tak bisa bepergian.

“Masyarakat Indonesia memiliki budaya berkumpul baik bersama keluarga maupun teman, tentu mereka akan memanfaatkan momen ini untuk bisa berbelanja ke pusat perbelanjaan secara langsung," ujar Alphonzus.

Dia menyarankan agar mal tetap dikunjungi, pengelolanya perlu memperbanyak fungsi, bukan hanya menjadi tempat belanja saja. Mal perlu dilengkapi aneka ragam fasilitas seperti mengadakan perhelatan atau event, taman bermain, tempat berolahraga.

Atau mal juga menyediakan desain interior kafe atau restoran yang menarik dan nyaman untuk berkumpul. Bisa juga menyediakan tempat spot foto unik yang 'Instagramable' untuk kalangan Gen-Z.

"Kalau mal punya customer experience yang tidak dimiliki e-commerce, maka tidak perlu khawatir," kata Alphonzus.

Bila mal menjalankan strategi yang tekat, kata dia, okupansi belanja masyarakat ke pusat perbelanjaan bakal terus meningkat. "Mal yang saat ini berkembang seperti mal-mal yang berlokasi di SCBD, karena mal tersebut selalu kreatif dengan menyediakan fasilitas berkumpul untuk Gen-Z," ujarnya.

 

Reporter: Nadya Zahira
Editor: Yuliawati
News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.
Advertisement

Artikel Terkait