Fintech dan Ojek Online Berharap pada 7 Staf Khusus Milenial Jokowi

Cindy Mutia Annur
22 November 2019, 20:10
staf khusus, milenial, fintech, ojek online
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Staf khusus Presiden Joko Widodo yang baru dari kalangan milenial.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat tujuh staf khusus baru yang terdiri dari anak-anak muda atau milenial dengan rentang usia dari 23-36 tahun. Asosiasi mulai dari fintech hingga ojek online berharap kehadiran para staf khusus milenial tersebut dapat membuat pemerintah lebih memperhatikan isu-isu yang berkaitan dengan ekonomi digital.

"Dengan kehadiran staf ahli dari generasi muda, diharapkan presiden mendapatkan masukan dari mereka tentang tren dan isu-isu terkini yang berkaitan dengan fintech dan ekonomi digital," kata Direktur Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Tasa Nugraza Barleyujar kepada Katadata.co.id, Jumat (22/11).

Advertisement

(Baca: 7 Staf Milenial di Ring 1 Jokowi)

Ketujuh staf khusus presiden tersebut yakni CEO Creativepreneur dan anak pengusaha Chairul Tanjung, Indah Putrisari Tanjung (23); pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara (29); perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi (36). Lalu, pendiri Thisable Enterprise dan politisi PKPI Angkie Yudistia (32); mantan Ketua PMII Aminuddin Maruf (33).

Lalu, pendiri dan CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra (32); serta putra Papua yang mendapat beasiswa di University of Oxford, Gracia Billy Mambrasar (31).

Tasa mengatakan, asosiasinya berharap agar peraturan dan program-program yang dikeluarkan oleh pemerintah nantinya dapat mendukung perkembangan fintech dan inklusi keuangan nasional. 

Hal senada disampaikan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). AFPImengapresiasi keputusan Jokowi, terutama dengan dipilihnya CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra.

"Semoga dengan keberadaan Bapak Andi Taufan sebagai staf khusus presiden ini dapat turut menyuarakan dan memajukan industri fintech lending demi turut mendukung peningkatan perekonomian masyarakat," ujar Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas AFPI Tumbur Pardede.

(Baca juga: Profil Andi Taufan Garuda Putra, CEO Amartha yang Jadi Stafsus Jokowi)

Apalagi, menurut Tumbur, kehadiran fintech lending sejatinya mengatasi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, termasuk para usaha kecil mikro dan menengah (UKM) yang kesulitan mendapatkan akses pembiayaan dari lembaga keuangan formal.

Pasalnya, data World Bank mencatat bahwa lebih dari 50% UMKM di pasar berkembang tidak memiliki akses ke institusi keuangan. Selain itu, Tumbur melanjutkan, total kesenjangan kredit untuk UMKM formal diperkirakan mencapai US$ 1,2 triliun.

Tumbur mengatakan, salah satu jenis fintech, yakni fintech lending hadir untuk mengatasi kesenjangan tersebut karena membuat layanan keuangan menjadi lebih terjangkau dan mudah diakses.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement