Jack Ma Jadi Penasihat, Menkominfo Minta e-Commerce Tak Perlu Resah

Dimas Jarot Bayu
28 Agustus 2017, 18:33
Rudiantara
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Menkominfo Rudiantara saat pembukaan Indonesia E-Commerce Expo di Indonesia Convention Exibation (ICE), Serpong, Tangerang, Banten, Selasa (9/5).

Keputusan pemerintah menunjuk pendiri sekaligus Executive Chairman Alibaba Group, Jack Ma sebagai penasihat steering committee peta jalan (roadmap) e-commerce Indonesia mengundang kontroversi. Jack Ma yang kini mendominasi pasar digital Indonesia melalui kepemilikan Alibaba di Lazada dan Tokopedia, dianggap berpotensi membuat industri e-commerce dikuasai asing.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan Jack Ma dpilih sebagai penasihat e-commerce untuk kepentingan nasional. Jack Ma diharapkan dapat membantu peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor e-commerce.

Rudiantara menuturkan, saat ini, banyak pemain e-commerce di Indonesia kerap mencari ide produk dari India. Sebab, masih sedikit pemain e-commerce di Indonesia yang bisa berinovasi secara mandiri.

(Baca: Pengusaha Tunggu Kiprah Jack Ma Sebagai Penasihat e-Commerce)

"Kita ini negara yang ekonominya paling besar di kawasan, jumlah penduduk paling besar, pasarnya paling besar, jangan sampai orang lain yang masuk," kata Rudiantara di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (28/8).

Rudiantara juga memastikan Ma tak akan mepengaruhi pembentukan kebijakan industri e-commerce di Indonesia. Dia mengatakan, peran Jack Ma hanya terbatas memberi masukan untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor e-commerce Indonesia.

"Jadi ini hanya ke steering commitee, bukan kepada kebijakan. Jack Ma tidak akan bisa pengaruhi untuk kebijakan di Indonesia," kata Rudiantara. 

(Baca: Bos Alibaba, Jack Ma Resmi Jadi Penasihat E-Commerce Indonesia)

Adapun, Rudiantara mengatakan Ma hanya salah satu penasihat yang diproyeksikan dari 7 sektor dalam pengembangan peta jalan industri e-commerce Indonesia. Rudiantara menyebut masih ada 6 penasihat lainnya yang akan ditetapkan pemerintah. Mereka didominasi dari dalam negeri.

"Pastinya dalam negeri itu lebih banyak daripada internasional. Tapi internasional kita butuh karena berkompetisi di internasional," kata Rudiantara.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...