Strategi Agresif CEO Tencent Pony Ma untuk Kuasai Bisnis Game Online

Yuliawati
Oleh Yuliawati
25 Mei 2020, 16:33
Tencent, game online, gim, Tiongkok, perusahaan teknologi
Facebook Tencent
Penguin merupakan logo Tencent, perusahaan teknologi asal Tiongkok yang menguasai pasar game dunia. Pendiri Tencent, Ma Huateng atau Pony Ma menjadi orang terkaya di Asia menggeser Jack Ma.

CEO Tencent Holdings Ma Huateng menggeser posisi Jack Ma sebagai orang terkaya di Tiongkok. Forbes mengalkulasi kekayaan Ma Huateng mencapai US$ 48,2 miliar atau sekitar Rp 718,2 triliun per 14 Mei 2020. Kekayaan Huateng yang dikenal dengan panggilan Pony Ma, meningkat dibanding pertengahan Maret lalu yang sebesar US$ 38 miliar.

Setelah mengumumkan kinerja keuangan, saham Tencent bahkan naik 3,5%. Raksasa teknologi asal Tiongkok itu mencatatkan pertumbuhan pendapatan 26% secara tahunan (year on year) menjadi 108,1 miliar yuan atau sekitar Rp 226,5 triliun per kuartal I 2020.

(Baca: Berkat PUBG, CEO Tencent Geser Jack Ma Jadi Orang Terkaya di Tiongkok)

Pada 2017 lalu, Pony Ma juga pernah menggeser posisi Jack Ma. Namun, kekayaannya mengalami penurunan dan posisinya kembali ke nomor dua. Kali ini, Huateng mendapatkan berkah meningkatnya pendapatan Tencent dari bisnis game online selama pandemi Covid-19. Selama lockdown atau pembatasan sosial, sebagian dari miliaran orang yang berada di rumah memilih menghabiskan waktu dengan bermain game.

Setidaknya dua game yang didistribusikan Tencent meraih penjualan tertinggi di peringkat pertama dan kedua Maret 2020. Pertama, PlayerUnknown's Battlegrounds atau PUBG Mobile yang menyumbang US$ 232 juta. Tencent memiliki 11,5% saham dari Bluehole, perusahaan induk penerbit PUBG Mobile yakni PUBG Corporation.

Advertisement

Kedua, Honor of Kings atau Arena of Valor menghasilkan pendapatan US$ 112 juta. Game ini diproduksi oleh anak usaha Tencent TiMi Studios.

Saat ini Tencent memang menjadi perusahaan yang mencatatkan pendapatan terbesar dari game online. Berdasarkan data Statista, pendapatan Tencent dari bisnis game selama 2019 mencapai 114,7 miliar yuan atau sekitar USS$ 16 miliar atau setara Rp 237 triliun. 

Bisnis dari game online ini hanya sebagian yang menyumbang pundi-pundi emas buat Tencent. Perusahaan yang didirikan Pony Ma ketika berusia 26 tahun pada 1998 bersama empat kawannya yakni Yi Dan Chen, Chen Ye Xu, Li Qing Zeng, and Zhi Dong Zhang, bisnis utamanya yakni layanan teknologi internet. Selama 22 tahun berkiprah, Tencent bertransformasi menjadi konglomerasi bisnis teknologi kelas dunia, meskipun namanya tidak sepopuler perusahaan Tiongkok lain seperti Alibaba dan Baidu.

Pada 2019 lalu, Forbes memasukkan Tencent di peringkat ke-15 dalam daftar Top 100 perusahaan digital seluruh dunia. Perusahaan yang go public di bursa saham Hongkong sejak 2004, saat ini memiliki kapitalisasi pasar atau saham yang beredar mencapai US$ 509,7 miliar atau sekitar Rp 7.497 triliun. Market cap Tencent ini sedikit di bawah saham Alibaba Holding milik Jack Ma sebesar US$ 535,7 miliar atau sekitar Rp 7.895 triliun.

(Baca: Momentum Baru Bisnis Gim dan E-Sports)

Tentakel bisnis Tencent yang menguasai dari hulu hingga hilir di industri teknologi internet di Tiongkok, menjadi faktor pendorong penguasaan bisnis game online. Berikut strategi bisnis yang ditempuh Tencent hingga sukses menguasai pasar game online:

1. Sukses Kembangkan Aplikasi Online

Produk pertama Tencent adalah layanan pesan instan (instant messenger) berbasis teknologi PC bernama OICQ yang diluncurkan pada 1999. OICQ mirip dengan teknologi pesan instan ICQ yang dikembangkan perusahaan asal Israel sejak 1996. Karena bermasalah dengan hak properti, Tencent mengganti nama OICQ menjadi QQ.

Tencent mengembangkan QQ dengan beragam layanan lain seperti jaringan media sosial dan microblogging, email, portal media dan hiburan, musik, games dan lainnya di bawah satu ID pengguna. Pengguna bulanan QQ mencapai puncaknya pada 2016 sebanyak 899 juta orang.

Semua produk 'value-added service' ini berkembang dengan pesat. Salah satunya, portal media, QQ.com yang diluncurkan pada 2003,  menjadi populer berkat laporan streaming pertandingan olah raga di situs mereka.

Ketika Olimpiade Beijing pada 2008, situs QQ.com mencapai pageview 1,1 miliar dalam sehari. Sejak itu, QQ.com bekerja sama dengan HBO dan NBA untuk mendistribusikan acara TV dan pertandingan olah raga di Tiongkok yang semakin membuat trefik QQ.com meningkat.

Seiring perubahan teknologi, Tencent mulai mengubah haluan mengembangkan produk berbasis mobile dibandingkan PC. Pada  
2011, Tencent meluncurkan aplikasi perpesanan seluler, WeChat atau Weixin, yang merupakan versi mobile dari QQ. WeChat disertai beragam fitur layanan, dan memiliki kelebihan dibandingkan QQ, yakni disertai fungsi pembayaran dengan menggunakan teknologi QR code.



Dalam waktu singkat, WeChat menjadi populer di Tiongkok. Pada kuartal pertama 2020, WeChat Tencent memiliki lebih dari 1,2 miliar pengguna aktif bulanan dari berbagai kelompok umur. Jumlah pengguna WeChat pada periode itu lebih banyak sekitar 370 ribu dibandingkan QQ.

Tencent berhasil mencapai kesuksesan baik dalam mengembangkan QQ dan WeChat karena berada di tempat yang tepat yakni Tiongkok merupakan negara dengan basis terbesar untuk pengguna internet.

2. Distribusi Game online Lewat Aplikasi

Tencent dianggap memulai bisnis game online pada saat yang tepat, yakni pada dekade terakhir atau periode di mana pengguna game online di Tiongkok tumbuh secara eksponensial. Ditambah, Tencent memiliki dua aplikasi yakni QQ dan WeChat yang digunakan miliaran orang di Tiongkok.

Lewat dua aplikasi tersebut, Tencent mengembangkan dan mendistribusikan game online. Tencent membentuk divisi khusus game yakni Tencent Games pada 2003. Tencent memiliki beberapa anak usaha yang khusus memproduksi game yakni TiMi Studio, Lightspeed and Quantum Studio Group, Aurora Studio Group, dan Morefun Studio Group.

TiMi merupakan studio utama yang mengembangkan game dalam genre yang berbeda untuk PC, ponsel (mobile), dan Nintendo Switch. Beberapa game besutan TiMI yang populer di antaranya Honor of Kings (Arena of Valor), QQ Speed dan Call of Duty Activision.  

Dukungan studio yang canggih ini membuat Tencent kerap kali memindahkan versi game PC yang populer ke dalam platform mobile, atau mengembangkan judul baru dengan fitur utama yang serupa. Beberapa game yang dikembangkan dari PC menjadi versi mobile yakni QQ Speed, The Legend of Dragon dan League of Legends.  

3. Akuisisi Perusahaan Game Online Dunia

Tencent tak hanya memproduksi sendiri, namun juga banyak mengakuisisi produsen dari game online yang populer sejak 2011. Bahkan, perusahaan-perusahaan yang diakuisisi Tencent merupakan penghasil game yang saling bersaing satu sama lain.  

Perusahaan pengembang game online pun tertarik dengan ajakan Tencent, karena memudahkan mereka menembus pasar di Tiongkok. Pemerintah Tiongkok mensyaratkan perusahaan asing menggandeng perusahaan lokal untuk memasarkan game. Tiongkok jelas pasar yang menarik pengembang game, karena memiliki pasar terbesar di dunia.

Pada 2019, jumlah pemain game di Tiongkok sebanyak 600 juta orang. Niko Partners memperkirakan jumlah pemain game akan bertambah menjadi sekitar 768 juta pada 2022 dan sebagian besar merupakan pemain game mobile.  Berikut daftar perusahaan yang diakuisisi Tencent:

# Riot Games yang memproduksi game League of Legends, diakuisisi Tencent 100% pada 2011. Awalnya Tencent membeli 93% saham dengan nilai US$ 400 juta. Tencent tak mempublikasikan nilai pembelian sisa saham 7%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement