Twitter Beri Label Cek Fakta untuk Cuitan Hubungkan 5G dengan Covid-19

Fahmi Ahmad Burhan
9 Juni 2020, 16:51
covid-19, pandemi corona, twitter, hoaks, label
YouTube
Twitter beri label untuk 5G dan Covid-19.

Perusahaan penyedia platform media sosial Twitter memberikan label cek fakta pada setiap cuitan yang menghubungkan teknologi internet generasi kelima (5G) dengan munculnya virus corona atau Covid-19 sejak bulan lalu.  

Selain label, Twitter akan menambahkan pesan pada setiap cuitan terkait teori konspirasi 5G dan Covid-19 dengan tulisan "Dapatkan fakta tentang Covid-19".

Ketika diklik, pengguna akan dibawa ke dalam laman yang berjudul: "Tidak, 5G tidak menyebabkan virus corona". Twitter juga akan menautkan pengguna ke situs media yang kredibel dan sumber resmi lainnya.

(Baca: Jelang Pemilu AS, Facebook Beri Label pada Media Rusia dan Tiongkok)

Juru Bicara Twitter menyatakan pihaknya akan mengambil tindakan penegakan pada setiap cuitan yang mengandung informasi tidak lengkap atau disengketakan seputar Covid-19. Sementara, pihaknya tidak melakukan penghapusan karena tindakan penghapusan hanya dilakukan pada konten yang memuat potensi bahaya.

"Kami memprioritaskan penghapusan konten Covid-19 ketika memiliki panggilan untuk bertindak yang berpotensi menyebabkan bahaya," ujar Juru Bicara Twitter dalam sebuah pernyataan dikutip dari CNBC Internasional pada Senin (8/6). Untuk konten berpotensi bahaya itu, Twiter telah menghapus lebih dari 2.230 cuitan termasuk tentang Covid-19.

Teori konspirasi yang mengaitkan 5G dengan Covid-19 sudah berkembang lama sejak Covid-19 muncul dan telah menyebar luas di media sosial. Media sosial selain Twitter bahkan melakukan tindakan yang lebih ketat.

(Baca: Twitter Nonaktifkan Video Trump soal George Floyd)

Facebook menonaktifkan akun dua kelompok anti-5G pada awal April lalu dan mengatakan akan menghapus setiap komentar yang secara keliru menghubungkan 5G dan virus corona. YouTube juga akan menghapus video yang secara eksplisit menghubungkan 5G dan virus corona.

Klaim para penyebar teori konspirasi itu menyatakan bahwa teknologi 5G bisa merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Sehingga menurut kelompok anti-5G, teknologi itu akan membuat manusia lebih rentan terhadap virus corona.

Namun, sejauh ini tidak ada bukti bahwa gelombang radio berbahaya bagi manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini bahkan mengeluarkan pembaruan pada halaman web Covid-19 mereka, dan menyatakan bahwa 5G tidak menyebabkan virus corona.

(Baca: Cek Fakta Cuitan Trump, Bos Twitter Sebut Tak Berupaya Jadi 'Wasit')

"Cerita tentang 5G tidak memiliki kepercayaan secara ilmiah dan tentu saja merupakan gangguan potensial, seperti informasi yang salah lainnya," kata Dekan Colorado School of Public Health Dr. Jonathan M. Samet dikutip dari CNET.

Meski tidak ada bukti, nampaknya kesalahan informasi itu telah menginspirasi orang-orang untuk membakar menara telekomunikasi. Di beberapa negara, 20 di antaranya di Inggris menara dibakar, sementara insinyur telekomunikasi dilecehkan di jalan-jalan.

(Baca: Twitter Sembunyikan Kicauan Trump soal Pembunuhan George Floyd)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...