AT&T dan Discovery Kerja Sama US$ 150 Miliar untuk Saingi Netflix

Fahmi Ahmad Burhan
18 Mei 2021, 14:55
Netflix, AT&T, Discovery
123RF.com/Charnsit Ramyarupa
AT&T dan Discovery menjalin kerja sama mengejar ketertinggalan dari Netflix yang menguasai bisnis video on demand.

Perusahaan telekomunikasi AT&T bekerja sama dengan Discovery untuk menyaingi perusahaan layanan video on-demand (VoD) Netflix hingga Disney. Kerja sama AT&T dan Discovery ini menggabungkan beberapa media di bawah perusahaan keduanya.

Gabungan kedua perusahaan itu akan menawarkan layanan konten kombinasi antara tayangan berita dan olahraga di atas hiburan. AT&T memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang media dan penyiaran, seperti CNN, HBO, HBO Max, serta Warner Bros (WarnerMedia).  

Sedangkan, Discovery merupakan perusahaan penyiaran yang mempunyai program tayangan seperti Animal Planet, TLC dan Discovery Channel, HGTV, Oprah Winfrey Network, dan Eurosport.

Dalam kerja sama ini, AT&T dan Discovery akan menciptakan entitas gabungan baru di sektor layanan VoD bernilai US$ 150 miliar atau Rp 2.146 triliun. Nama entitas baru akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.

Pemilik saham AT&T akan memiliki 71% saham dari perusahaan baru. Adapun pemilik saham Discovery akan mendapatkan sisanya yakni 29% saham.

Dari hasil kesepakatan kedua perusahaan, Presiden dan CEO Discovery David Zaslav akan memimpin entitas bisnis baru itu. "Sangat menarik untuk menggabungkan merek-merek bersejarah, media dan waralaba ikonik di bawah satu atap dan membuka begitu banyak nilai serta peluang," kata Zaslav dikutip dari CNBC Internasional pada Senin (17/5).

Zaslav mengatakan, misi entitas baru itu adalah memberikan layanan yang menceritakan kisah-kisah menakjubkan serta menyenangkan. Entitas gabungan itu dibuat untuk bisa bersaing dengan pemain lain di pasar VoD, seperti Netflix dan Disney.

Perusahaan telah mengeluarkan US$ 20 miliar setiap tahunnya untuk diinvestasikan dalam konten dan inovasi digital. Menurutnya, porsi anggaran itu lebih besar dibandingkan Netflix, yang saat ini menghabiskan sekitar US$ 17 miliar untuk belanja konten per tahun.  

Zaslav juga menargetkan, entitas baru pesaing Netflix itu bisa menjangkau hingga 400 juta pelanggan VoD di seluruh dunia.

Secara terpisah, saat ini bisnis penyiaran masing-masing perusahaan memang masih kalah dibandingkan Netflix dan Disney. HBO dan HBO Max misalnya, memiliki sekitar 64 juta pelanggan di seluruh dunia. Sedangkan, Discovery mempunyai 15 juta pelanggan berbayar.

Sebaliknya, Netflix memiliki sekitar 208 juta pelanggan secara global. Lalu Disney mempunyai 100 juta pelanggan.

Analis di Citi, Jason Bazinet mengatakan, hadirnya entitas baru dari kedua perusahaan itu akan semakin meramaikan persaingan sektor VoD. Dalam 18 bulan terakhir, menurutnya banyak perusahaan teknologi yang memasuki sektor ini, termasuk juga Apple.

"Banyak pelamar lainnya memasuki persaingan. Kami tidak akan mengesampingkan Comcast, Disney atau ViacomCBS terlibat," ujarnya dikutip dari Financial Times pada Senin (17/5).

Di sisi lain, upaya AT&T dan Discovery membuat entitas gabungan di sektor VoD sejalan dengan potensinya yang besar. Bahkan, keberadaan layanan streaming melalui VoD perlahan makin menggeser peran televisi konvensional. Hal ini seiring menurunnya belanja iklan televisi konvensional, terlebih di tengah situasi krisis akibat pandemi Covid-19.

Berdasarkan prediksi “Statista Advertising & Media Outlook”, penjualan penyedia layanan streaming dan sejumlah perusahaan video meningkat 11% secara global pada 2020, dibanding 2019. Pertumbuhan ini disokong pada pertumbuhan pasar di Asia, seperti Indonesia, India, dan Tiongkok.

Pendapatan tiap negara tersebut akan tumbuh 18%, 17,2%, dan 13,1%. Dalam skala global, pendapatan televisi konvensional menurun sekitar 6% tahun lalu. Kondisi ini disumbang juga turunnya pendapatan di Asia (-2,9%) dan Eropa (-8,1%). Simak selengkapnya dalam databoks berikut:

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...