Gojek dan Grab Bidik Pasar Gen Z untuk Layanan Pesan-antar Makanan

Fahmi Ahmad Burhan
5 Juni 2021, 07:00
Ilustrasi aplikasi Gojek dan Grab
Katadata/desy setyowati
Ilustrasi aplikasi Gojek dan Grab

Dua startup jumbo, Gojek dan Grab, menjalankan berbagai strategi pesan-antar makanan dengan menyasar pasar Gen Z di Indonesia. Saat ini, Gen Z merupakan segmen terbesar di Indonesia yang mencakup 27,94% dari total penduduk.

Head of Marketing GrabFood, Grab Indonesia Hadi Surya Koe mengatakan, untuk layanan pesan-antar makanan di Grab atau GrabFood, pasar Gen Z merupakan segmen pasar yang penting. "Terlebih lagi, Gen Z adalah generasi digital native. Mereka memahami teknologi dan platform digital setiap hari," katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (4/6).

Untuk itu, perusahaan fokus di area ini dan menjalankan berbagai strategi guna meraup pasar yang besar. Strategi pertama, untuk layanan GrabFood, perusahaan fokus untuk memberikan pengalaman aplikasi yang mulus.

Kedua, perusahaan memberikan penawaran berbagai pilihan dan pengalaman kuliner yang baru. Ketiga, perusahaan memanfaatkan jaringan mitra kuliner yang luas, mulai dari jaringan restoran level atas secara nasional hingga pedagang kaki lima.

Keempat, perusahaan memanfaatkan layanan restoran berbasis komputasi awan (cloud kitchen). Grab mengembangkan layanan cloud kitchen sejak 2018, dan kini mencapai 48 lokasi di tujuh kota. Untuk layanan cloud kitchen, perusahaan juga berkolaborasi dengan startup kuliner Yummy Corp hingga koki selebriti.

Strategi kelima dengan promo. "Ini karena sebagian besar Gen Z ingin berbelanja secara royal sambil menghemat pengeluaran untuk makanan dan camilan favorit mereka," kata Hadi. Grab menghadirkan promo secara
bundle hingga promo berlangganan GrabFood.

Strategi terakhir, terus menambah beragam fitur. Terbaru, perusahaan menambah fitur pesanan terjadwal. "Untuk menghindari keramaian
dan hiruk pikuk yang bisa terjadi," ujarnya. Grab juga telah meluncurkan fitur baru lainnya seperti ambil sendiri dan pesan sekaligus.

Begitu juga dengan Gojek. VP Corporate Affairs Food and Groceries Gojek Rosel Lavina mengatakan, dalam meraup pasar Gen Z, strategi yang diterapkan Gojek secara umum adalah dengan membangun karakter. "Sehingga, konten-konten yang kami hadirkan dapat selalu relevan dengan keseharian mereka. Ini menjadi nilai tambah bagi kalangan Gen Z," katanya.

Perusahaan juga meluncurkan berbagai program kampanye yang relevan dengan Gen Z, seperti kampanye Cerdikiawan, J3K, It’s Okay to be Lebay, kampanye Ramadan “Dekatkan yang Jauh, Kirim yang Bermakna”, dan GoFood #LebiHepi.

Untuk meraup pasar Gen Z, GoFood mengandalkan berbagai teknologi dan fitur barunya. Tujuannya untuk memudahkan konsumen dalam menggunakan layanan.

Beberapa fitur yang tersedia seperti GoFood Pickup. "Ini cocok untuk dimanfaatkan oleh kalangan Gen Z yang masih beraktivitas di luar untuk solusi mengambil makanannya sehari di outlet pilihan tanpa antri," kata Rosel.

Ada juga fitur ganti lokasi. Sepanjang 2020, setiap harinya 1 dari 5 atau 20% pelanggan GoFood melakukan transaksi memanfaatkan fitur ini. Kemudian, ada fitur GoFood PLUS, contactless delivery, personifikasi, hingga gaya bahasa yang unik.

Baik Gojek dan Grab menyasar pasar Gen Z karena potensinya dianggap besar. Menurut sensus Badan Pusat Statistik (BPS), Generasi Z merupakan segmen terbesar di Indonesia yang mencakup 27,94% dari total penduduk. Generasi ini cerdas secara digital dengan daya beli yang signifikan.

Sedangkan, survei Katadata Insight Center (KIC) yang dilakukan terhadap 1.146 responden menunjukkan sebanyak 50% Gen Z telah menggunakan layanan pesan-antar makanan. Di antara mereka yang pernah menggunakan layanan pesan-antar makanan sebelumnya, 71% di antaranya mengatakan bahwa mereka telah aktif menggunakan layanan pesan-antar makanan dalam 3 bulan ini.

Ada beberapa alasan mereka menggunakan layanan digital untuk pesan-antar makanan, seperti praktis, tidak sempat memasak, dan bosan dengan makanan rumahan.

"Menariknya, survei menemukan bahwa 44% pengguna pengantaran makanan Gen Z adalah pengguna baru yang baru mulai menggunakan layanan ini selama pandemi, dan 90% dari mereka menyatakan bahwa mereka ingin untuk terus menggunakan layanan pengiriman makanan setelah pandemi," kata Head of Research KIC, Stevanny Limuria pada Selasa (2/6).

Survei tersebut juga menemukan bahwa 50% dari responden memilih GrabFood sebagai penyedia layanan pesan-antar makanan online yang paling sering mereka gunakan dalam 3 bulan terakhir. Kemudian diikuti oleh GoFood (46%), ShopeeFood (3%).

Peserta survei yang memilih GrabFood dan GoFood sebagai penyedia layanan pengiriman pilihan mereka menunjukkan penawaran promo, biaya pengiriman yang lebih rendah, dan kemudahan penggunaan aplikasi sebagai tiga alasan utama untuk memilih penyedia tersebut. “Ini menunjukkan sifat yang sangat kompetitif dari industri pengiriman makanan online,” ujarnya. Pertimbangan penting lainnya adalah metode pembayaran dan jenis pilihan makanan.

Survei KIC dilakukan secara online antara 13-18 April 2021. Survei ini melibatkan responden berusia 18-29 tahun dari Jabodetabek, Surabaya, Medan, Bandung, Makassar, Semarang, Denpasar, dan Yogyakarta. Sebanyak 82% responden berusia 18-26 tahun atau dikenal dengan Generasi Z.



Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...