Elon Musk Sebut Larangan Cina Tak Akan Hancurkan Bitcoin cs
Pemerintah Cina melarang transaksi mata uang kripto atau cryptocurrency sejak akhir September lalu. Namun, CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk mengatakan mata uang kripto tidak akan mati meski satu negara melarangnya.
"Tidak mungkin satu negara menghancurkan kripto. Paling mungkin, hanya memperlambat kemajuannya," kata Musk dikutip dari Gadgets 360 pada Minggu (3/10).
Mata uang kripto pada dasarnya ditujukan mengurangi kekuatan pemerintah terpusat. Sehingga, tindakan pelarangan tak bisa dihindari dari negara negara seperti Cina.
Musk kemudian menyarankan agar pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak mengikuti tindakan Cina. Menurutnya, AS tidak perlu melakukan pengaturan yang membatasi ruang gerak cryptocurrency.
Saat pemerintah Cina mengumumkan pelarangan cryptocurrency, harga bitcoin sempat anjlok hingga 5,8% menjadi sekitar US$ 41.106 per koin atau sekitar Rp 586 juta. Adapun etherum anjlok 9,15% dalam sehari menjadi US$ 2.786 atau Rp 39,7 juta. Setelah itu harga kedua mata uang kripto kembali menguat.
Pada perdagangan Jumat (1/10) harga bitcoin naik 9,3% ke level US$ 47.910, setelah mencapai tertinggi US$ 48.236,08. Kemudian, ethereum dan XRP yang nilainya lebih kecil, juga cenderung bergerak bersama-sama dengan bitcoin. Masing-masing naik 10,1% pada level US$ 3.301 dan 8,5% pada level US$ 1,03.
Pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell mendorong kenaikan harga aset digital ini. Dalam kesaksian kepada Kongres, Powell mengatakan The Fed tidak berniat melarang mata uang kripto, sebagai tanggapan atas pertanyaan dari anggota parlemen Ted Budd.
Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang membangun infrastruktur mata uang kripto. Negara ini mempunyai ATM kripto terbanyak di dunia, yakni 17.436 unit. Setiap ATM kripto di Negeri Paman Sam digunakan oleh 19.023 orang, berikut grafik Databoks: