Pendapatan Raksasa Game Tencent Turun Efek Kebijakan Pembatasan Cina

Lenny Septiani
18 Agustus 2022, 11:07
Tencent, Cina
pubg.com
Ilustrasi PUBG.

Tencent mencatat penurunan pendapatan pertama kali karena peraturan ketat seputar game di Cina dan kebangkitan Covid-19 pada ekonomi terbesar kedua di dunia.

Pada kuartal kedua, pendapatan TenCent sebesar 134,03 miliar yuan Tiongkok atau Rp 291,9 triliun. Pencapaian ini turun 3% dibandingkan tahun lalu dan belum mencapai target 134,6 miliar yuan atau Rp 293 triliun.

Advertisement

Sedangkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang ekuitas perusahaan hanya sebesar 18,62 miliar yuan atau Rp 40,56 triliun. Laba ini mengalami penurunan 56% dan tak melebihi target yang ditetapkan 25,28 miliar yuan.

Hantaman kinerja Tencent karena dampak ekonomi makro dari meluasnya Covid-19 di Cina yang menyebabkan lockdown atau karantina di beberapa kota termasuk kota metropolitan keuangan Shanghai.

Pemerintah Cina berkomitmen mengejar kebijakan “Nol Covid” yang menyebabkan gangguan di seluruh ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Ekonomi Cina tumbuh hanya 0,4% pada kuartal kedua, meleset dari ekspektasi analis. Hal ini berdampak pada pendapatan fintech, cloud, dan iklan perusahaan.

Industri video game domestik Cina juga menghadapi tantangan karena regulasi ketat. Sepertiga penghasilan dari total pendapatan Tencent berasal dari game.

Pada tahun lalu Cina membuat aturan yang membatasi jumlah waktu yang dapat dihabiskan anak-anak di bawah 18 tahun untuk bermain game online. Aturan tersebut adalah bermain hingga maksimal tiga jam seminggu dan hanya selama waktu tertentu.

Cina juga menunda persetujuan game baru antara Juli 2021 hingga April tahun ini. Di China, game perlu mendapat lampu hijau dari regulator sebelum dirilis dan dimonetisasi.

Mengutip dari CNBC Internasional, seorang analis di China Renaissance mengatakan bahwa Tencent hanya meluncurkan tiga game seluler pada kuartal kedua. Jadi perusahaan mengandalkan judul populer yang ada untuk menghasilkan pendapatan.

Tencent mengatakan pendapatan game domestik kuartal kedua turun 1% YoY menjadi 31,8 miliar yuan atau Rp 69 triliun, sedangkan pendapatan game internasional turun 1% YoY menjadi 10,7 miliar yuan atau Rp 23 triliun.

Raksasa teknologi China mengatakan pasar game internasional mengalami ‘periode pencernaan pasca-pandemi’. Selama puncak pandemi Covid dan lockdown secara global, orang-orang beralih ke game untuk hiburan dan perusahaan.

Tetapi karena negara-negara telah dibuka kembali, orang-orang menghabiskan lebih sedikit waktu untuk bermain game dan perbandingan YoY untuk perusahaan sulit dilakukan.

Tencent juga mengatakan pasar China mengalami hal yang sama karena masalah transisi termasuk rilis game besar yang relatif lebih sedikit, pengeluaran pengguna yang lebih rendah, dan penerapan langkah-langkah perlindungan kecil.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement