Alasan Investor Enggan Suntik Modal ke Startup yang Baru

Lenny Septiani
8 November 2022, 18:28
startup, Google
123RF.com/Dejan Bozic
Ilustrasi startup.

Investor modal ventura di Asia Tenggara memiliki modal tersedia atau dry powder US$ 15 miliar atau sekitar Rp 233,5 triliun. Riset Google, Temasek, dan Bain bertajuk e-Conomy Southeast Asia 2022 menyebut perusahaan ventura cenderung memilih untuk mendanai startup yang pernah mereka suntik atau yang valuasinya turun.

“Modal ventura kemungkinan hanya berinvestasi di startup portofolio atau yang sudah didanai ketimbang menjelajahi perusahaan rintisan yang belum terbukti (kinerjanya),” demikian bunyi laporan tersebut.

Deputy Head Technology & Consumer Southeast Asia Temasek Fock Wai Hoong menjelaskan hal ini dikarenakan adanya ketidakpastian kondisi makro ekonomi dan kenaikan suku bunga. “Pasar publik dan saham teknologi belum kebal dari itu,” katanya dalam acara Media deep dive discussion: e-Conomy SEA 2022 Report (Indonesia) by Google, Temasek, Bain & Company Selasa (8/11).

Terlebih pemodal ventura swasta, mereka akan lebih berhati-hati.“Dan melihat jumlah pendanaan modal dari ventura swasta belakangan melambat,” kata Hoong.

Namun, ia mengatakan bahwa startup pada tahap early stage dan growth stage akan terus kokoh.

Hoong mengatakan bahwa ekonomi digital Indonesia akan terus menarik minat investasi karena fundamentalnya yang kuat. Seperti memiliki basis pengguna yang sangat aktif dalam jumlah besar dan ekosistem startup teknologi yang dinamis.

Country Director Google Indonesia Randy Jusuf menjelaskan bahwa pada survei tersebut juga dilakukan survey terhadap venture capital untuk melihat bagaimana outlook mereka ke depan.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...