Alasan Transaksi Ojol dan E-commerce Diramal Terus Naik Usai Pandemi

Lenny Septiani
8 November 2022, 19:16
e-commerce
Katadata/Desy Setyowati
Shopee, Blibli, Tokopedia, Bukalapak

Transaksi layanan transportasi online, pesan antar makanan dan e-commerce di Indonesia diramal meningkat pada tahun ini. Ketiga sektor itu merupakan layanan digital teratas dengan tingkat penggunaan yang hampir merata di perkotaan Indonesia.

Partner and Head of Digital Practice in Southeast Asia Bain & Company Aadarsh Baijal menyatakan bahwa penetrasi digital di kota dengan sub-urban di Indonesia banyak pangsa khususnya pada sektor e-commerce dan transportasi.

Pada sektor e-commerce, salah satu kategori terbesar yang masih sangat baru adalah grosir. “Anda akan melihat banyak investasi, mereka (investor) banyak yang mulai berpartisipasi di sana,” katanya dalam acara diskusi riset Google, Temasek, Bain & Company, Selasa (8/11).

Menurutnya, kategori grosir di Indonesia masih kecil. Adapun sektor tersebut di pasar Cina dan Amerika Serikat (AS) bisa menembus hingga 10%.

Ia mengatakan banyak konsumen masih meningkatkan frekuensi transaksi online. “Meskipun market sedang turun, masih akan lebih banyak dihabiskan secara online,” kata dia.

Pada sektor transportasi, menurutnya masih dalam pemulihan pada sisi permintaan. “Orang kembali bekerja, pariwisata kembali, ada lebih banyak perjalanan, sehingga pasar transportasi online akan mengalami pertumbuhan,” kata Aadarsh.

Indonesia masih menjadi benchmark global dalam hal total mobilitas. Berbagai layanan bisa diubah menjadi online, sehingga masih akan terus bertumbuh.

Country Director Google Indonesia Randy Jusuf mengatakan bahwa penetrasi online transportasi di Indonesia sekitar 1-3 persen dari total transport market. Sementara, di AS dan Cina mencapai 7%. “Selain dari usage, secara long rate kami masih melihat masih banyak sepadan untuk penetrasi,” kata dia.

Di Indonesia, sektor e-commerce terus mendorong ekonomi digital dan nilainya diperkirakan akan mencapai US$ 59 miliar sekitar Rp 915,9 triliun pada 2022.

Riset Google, Temasek, Bain & Company itu menunjukkan, transaksi e-commerce di Indonesia US$ 48 miliar tahun lalu. Nilainya diprediksi meningkat 22% menjadi US$ 59 miliar tahun ini.

“Indonesia memiliki sektor e-commerce dengan pertumbuhan tercepat kedua (setelah Vietnam) tetapi selain GMV ada banyak dimensi pertumbuhan yang kini juga harus difokuskan,” ujar Randy. “Untuk mendorong pertumbuhan jangka pendek, bisnis kini lebih berfokus mencapai profitabilitas dengan memangkas biaya dan mengoptimalkan operasi.”

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...