Digoyang Efek dari Amerika, Rupiah Melemah 0,4% Sejak Awal Tahun
Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah melemah atau terdepresiasi 0,4% sejak awal tahun (year to date/ytd). Meski demikian, Gubernur BI Agus DW. Martowardojo menyatakan investor masih bisa menerima segala risiko investasi di Indonesia.
"Terkait volatile, kami sambut baik rupiah volatile-nya terjaga di sekitar tiga persen. Rupiah terdepresiasi kurang lebih 0,4%," kata dia usai menghadiri acara peluncuran local currency settlement framework di kantornya, Jakarta, Senin (11/12).
Menurut Agus, pelemahan rupiah tergolong kecil, meskipun menghadapi banyak terpaan isu di Amerika Serikat (AS) yang menimbulkan gejolak di pasar keuangan dunia. Isu tersebut diantaranya adalah rencana kenaikan suku bunga AS atau Fed Fund Rate, pengurangan neraca keuangannya (balance sheet), ataupun pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
(Baca: Tersedot Bayar Utang dan Jaga Rupiah, Cadangan Devisa November Turun)
Pelemahan rupiah yang terjadi ini masih sejalan dengan perkiraan inflasi tahun ini empat persen plus minus satu persen. Selain itu transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD) yang masih defisit, namun besarannya mengecil.