Sri Mulyani: Krisis Covid-19 Dorong Reformasi Kebijakan Lebih Ambisius
Pandemi virus corona atau Covid-19 yang menyebabkan krisis di dunia berpotensi membuat banyak negara mereformasi kebijakannya. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan krisis akan mendorong reformasi dalam bentuk pendidikan, kesehatan, jaringan pengaman sosial, atau kualitas belanja negara.
"Yang perlu dilakukan bagi banyak negara adalah menggunakan krisis ini untuk mengejar reformasi yang lebih ambisius," kata Sri Mulyani dalam diskusi virtual bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa, Rabu (1/7).
Berkaca dengan Indonesia, Sri Mulyani menyebut krisis Covid-19 memaksa pembuat kebijakan lebih berhati-hati saat membelanjakan uang negara. "Apakah pengeluaran itu layak, apakah benar-benar berada di arah yang benar? Apakah pengeluaran itu dikirimkan dan memiliki dampak positif bagi masyarakat dan ekonomi, yang semuanya menyangkut kualitas pengeluaran," ujarnya.
(Baca: Jokowi Minta Masyarakat Sadar RI Tengah Hadapi Krisis Kesehatan)
Dalam situasi yang sulit, pemerintah harus menyesuaikan desain kebijakan dengan berupaya membuat yang terbaik. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut mengungkapkan, negara dengan sistem kesehatan atau pendidikan yang baik memiliki peluang yang jauh lebih baik pula untuk mendesain siklus belanja yang berkualitas.
Selain itu, ia menuturkan bahwa defisit fiskal yang melebar di banyak negara akibat krisis pandemi harus direspons dengan kebijakan yang sangat cepat. Di Indonesia, defisit fiskal melebar dari 1,7% terhadap PDB menjadi 6,3%.