Asuransi Jiwa Ubah Strategi Investasi saat Bursa Saham Lesu

Image title
28 September 2020, 20:51
asuransi jiwa, AAJI, pasar modal, saham
123RF.com/Daniil Peshkov
Ilustrasi pergerakan IHSG yang menekan hasil investasi perusahaan asuransi.

Pandemi Covid-19 menekan kinerja pasar modal di berbagai negara, termasuk indeks harga saham gabungan (IHSG) yang anjlok hingga 21,93% sepanjang semester I 2020. Kinerja pasar modal yang loyo sepanjang enam bulan pertama tahun ini, menyeret industri asuransi jiwa.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), sepanjang semester I 2020 hasil investasi seluruh industri asuransi jiwa negatif Rp 20,97 triliun atau anjlok hingga 191,9% dibanding periode sama tahun lalu yang menghasilkan Rp 22,82 triliun.

Advertisement

Kondisi ini mempengaruhi keputusan berinvestasi sejumlah perusahaan asuransi dalam negeri. Misalnya, PT BNI Life Insurance (BNI Life) yang menggeser portofolio non-unit link dari saham karena volatilitas IHSG yang masih tinggi. Sebelum terjadi perubahan pun porsi investasi perusahaan di saham memang tidak besar.

"Untuk investasi perusahaan, kami lebih banyak di obligasi. Porsi saham sangat kecil sekali," kata Direktur Utama BNI Life Shadiq Akasya kepada Katadata.co.id, Senin (28/9).

Shadiq menyatakan saat ini BNI Life lebih berhati-hati dalam berinvestasi di tengah pasar saham yang tidak menentu dan sangat volatil. "Investasi di pasar saham saat ini terlalu riskan," kata dia.

Namun, untuk investasi di produk-produk unit-link yang terdapat portofolio sahamnya, keputusan tersebut tergantung pilihan nasabah.

Sekretaris Perusahaan & Komunikasi BNI Life Arry Herwindo Wildan menilai produk unit link yang berorientasi jangka panjang ini, malah bisa menjadi peluang bagi klien BNI Life dalam menempatkan investasi di saham. Pasalnya, saham yang memiliki volatilitas tinggi, semakin lama penempatannya, ke depannya memiliki imbal hasil yang positif.

"Hal ini sesuai sebagai instrumen pengelolaan dana dari produk unit link yang memiliki jangka waktu panjang," kata Arry menambahkan.



Setali tiga uang, PT Asuransi Allianz Life Indonesia juga menggeser portofolio saham, tetapi tidak agresif. Pada triwulan I 2020, Allianz masih menerapkan strategi saham dengan posisi underweight. Namun, saat ini strategi investasi sahamnya adalah netral.

"Kami akan menyesuaikan risiko dengan mandat dari masing-masing dana kelolaan," kata Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia Ni Made Daryanti.

Ia menambahkan, untuk mandat pengelolaan dana yang konservatif, Allianz tidak menambah maupun menurunkan portofolio saham. Dalam mengelola dana, Allianz sesuaikan bobot alokasi aset dengan strategi investasi masing-masing fund.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement