Ada Tanda-tanda Ekonomi Pulih, Meski Resesi Diramal hingga Akhir Tahun

Agatha Olivia Victoria
7 November 2020, 07:00
resesi ekonomi, pertumbuhan ekonomi, sinyal perbaikan ekonomi,
123RF.com/Elnur Amikishiyev
Ilustrasi. Perekonomian Indonesia akan terus berlanjut membaik di kuartal IV

Indonesia resmi mengalami resesi dengan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2020 tercatat minus 3,49%. Kendati negatif, angka ini lebih baik dibandingkan dengan kuartal kedua yang negatif 5,32%.

Pada kuartal kedua, ekonomi anjlok disebabkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat yang berlangsung di beberapa daerah mulai April hingga Juni. "Ekonomi mencapai titik terendah di kuartal II ketika dilaksanakan PSBB ketat pada tingkat nasional," kata ekonom dari Bank Mandiri Faisal Rachman dalam sebuah riset yang dikutip Jumat (11/6).

Faisal memperkirakan perekonomian Indonesia akan terus berlanjut membaik di kuartal IV, meskipun kontraksi ekonomi masih terjadi. "Kami memproyeksikan (nowcasting) ekonomi dalam setahun penuh 2020 berkisar di angka -2,21% menjadi -1,5% (apabila dibandingkan pada 2019 yang mencapai 5,02%)," kata dia.



Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV kemungkinan masih negatif 1%, dengan ekonomi sepanjang 2020 diperkirakan negatif 1,5%.

Pemulihan ekonomi baru terlihat pada kuartal I tahun 2021. "Setelah pandemi selesai, stimulus akan menjadi efektif. Namun, selama pandemi terjadi itu tidak relevan," kata dia.

Perbaikan Sektor Usaha

Badan Pusat Statistik mencatat tujuh sektor usaha tumbuh positif selama kuartal ketiga. Ketujuh sektor tersebut yakni informasi dan komunikasi, pertanian, administrasi pemerintahan, jasa pendidikan, real estate, jasa kesehatan, serta sektor pengadaan air.

Sektor yang tumbuh pesat di antaranya jasa kesehatan yang mencapai 15,33%, informasi dan komunikasi tumbuh 10,61%, disusul sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, dan limbah yang mencapai 6,04%.

Tiga dari empat sektor dengan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) tertinggi juga membaik meski masih tumbuh negatif. Industri pengolahan yang berkontribusi 19,86% dari PDB tumbuh membaik dari kontraksi 6,19% menjadi minus 4,31%.

Kemudian sektor perdagangan yang memberi kontribusi 12,83% terhadap PDB, pertumbuhannya membaik dari negatif 7,57% menjadi minus 5,03%. Sektor konstruksi dengan peran 10,6% terhadap PDB, dari minus 5,39% menjadi negatif 4,52%.


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sektor informasi dan komunikasi serta jasa kesehatan yang tumbuh dua digit memberi kontribusi pada perbaikan pertumbuhan ekonomi. Sektor informasi dan komunikasi meningkat karena tingginya permintaan terhadap jasa komunikasi dan ekonomi digital di tengah pandemi.

Sementara sektor jasa kesehatan mampu tumbuh tinggi karena belanja pemerintah yang difokuskan untuk penanganan pandemi. Belanja masyarakat yang meningkat seperti kebutuhan masker hingga hand sanitizer juga memberi kontribusi yang sangat besar bagi positifnya sektor jasa kesehatan.

Selain kedua sektor tersebut, Sri Mulyani menuturkan bahwa sektor pertanian masih mengalami pertumbuhan positif selama pandemi. "Terutama didukung peningkatan produksi pangan seiring masa panen yang bergeser," ujar dia.

Meski umumnya masih terkontraksi, seluruh sektor perekonomian mengalami perbaikan yang cukup signifikan pada kuartal ketiga 2020. Oleh karena itu, Sri Mulyani menekankan bahwa dampak terburuk Covid-19 telah dilewati. "Kita sudah masuk ke dalam fase pemulihan," katanya.

Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance Esther Sri Astuti menjelaskan pertumbuhan beberapa sektor seperti transportasi dan akomodasi terjadi karena masyarakat sudah mulai abai dengan pandemi. "Pembatasan di Indonesia memang tidak ketat seperti negara lain," kata Esther.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...