Sritex Tunda Obligasi US$ 325 Juta, Pan Brothers Biayai Utang Valas

Image title
27 Januari 2021, 17:49
Sritex, pan brothers, surat utang global
lightwise/123rf
Ilustrasi. Sritex menunda penerbitan surat utang global senilai US$ 325 juta.
  • PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) menunda penerbitan surat utang global senilai US$ 325 juta. 
  • Sritex menunda penerbitan global bond karena  keadaan pasar di masa pandemi yang belum membaik.
  • PT Pan Brothers Tbk (PBRX) mendapatkan persetujuan RUPSLB menerbitkan US$ 350 juta, untuk membiayai kembali utang yang jatuh tempo.

Pandemi Covid-19 memberikan ketidakpastian dalam berbisnis. Kondisi ini menyebabkan perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) menunda penerbitan surat utang global senilai US$ 325 juta atau sekitar Rp 4,55 triliun.

Langkah berbeda diambil perusahaan tekstil yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia, PT Pan Brothers Tbk (PBRX). Emiten ini melanjutkan penerbitan obligasi valas US$ 350 juta atau sekitar Rp 4,9 triliun untuk pembiayaan kembali atau refinancing utang yang jatuh tempo.

Advertisement

"Untuk penerbitan surat utang kami tunda dulu. Sementara ini kami melihat keadaan pasar saat ini belum sepenuhnya membaik saat pandemi Covid-19," kata Corporate Communication Sri Rejeki Isman Joy Citradewi kepada Katadata.co.id, Rabu (27/1).

Joy mengatakan, perusahaan yang didirikan di Solo, Jawa Tengah tersebut, belum dapat memberikan gambaran kemungkinan surat utang global tersebut diterbitkan tahun ini. Joy mengatakan, bila rencana tersebut terlaksana, Sritex bakal menyampaikan lagi rencana tersebut di kemudian hari.

Penundaan ini tidak berselang lama setelah Sitex mengumumkan rencana penerbitan surat utang berdenominasi mata uang asing yang bakal dicatatkan di Bursa Efek Singapura.

Presiden Direktur Sri Rejeki Isman Iwan Setiawan Lukminto mengumumkan rencana  tersebut dalam keterbukaan informasi BEI pada Senin (11/1). "Surat utang akan ditawarkan kepada investor di luar wilayah negara Republik Indonesia, sehingga bukan termasuk kepada suatu penawaran umum di Indonesia," kata Iwan ketika itu.

Lembaga peringkat utang Moody's menurunkan peringkat Sritex  menjadi B1 dari sebelumnya Ba3. Dalam riset yang diterbitkan pada 23 Desember 2020, Moody's menurunkan peringkat surat utang senior tanpa jaminan senilai US$ 150 juta yang jatuh tempo pada 2024. Surat utang senior lainnya yang diturunkan senilai US$ 225 juta yang jatuh tempo pada 2025.

Analis Moody's Stephanie Cheong mengatakan, penurunan peringkat Sritex mencerminkan posisi likuiditas dan struktur utang yang melemah, di tengah ketergantungan yang meningkat pada pendanaan jangka pendek untuk modal kerja dan operasional lainnya.

"Prospek negatif mencerminkan risiko refinancing yang terkait dengan pinjaman sindikasi Sritex senilai US$ 350 juta yang jatuh tempo Januari 2022 di tengah kondisi pasar yang sulit," kata Cheong.

Dalam riset yang diterbitkan pada 23 Desember 2020 dijelaskan, Moody's menurunkan peringkat pada surat utang senior tanpa jaminan senilai US$ 150 juta yang jatuh tempo pada 2024. Surat utang senior lainnya yang diturunkan senilai US$ 225 juta yang jatuh tempo pada 2025.

Stephanie Cheong mengatakan, penurunan peringkat Sritex mencerminkan posisi likuiditas dan struktur utang yang melemah, di tengah ketergantungan yang meningkat pada pendanaan jangka pendek untuk modal kerja dan operasional lainnya.

"Prospek negatif mencerminkan risiko refinancing yang terkait dengan pinjaman sindikasi Sritex senilai US$ 350 juta yang jatuh tempo Januari 2022 di tengah kondisi pasar yang sulit," kata Cheong.

Obligasi Pan Brothers untuk Bayar Utang

Berbeda dengan Sritex, Pan Brothers tetap menerbitkan surat utang global di tengah pandemi. Perusahaan menerbitkan global bond ini untuk membayar utang-utang perusahaan yang jatuh tempo dalam waktu dekat.

Perusahaan sudah mengantongi restu dari pemegang saham dalam rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Selasa (26/1). Bond yang bakal jatuh tempo pada 2026 tersebut, rencananya dicatatkan di Bursa Efek Singapura dengan target penerbitan semester 1 tahun ini.

Penggunaan dana jumbo ini untuk melunasi pinjaman induk dan entitas anak senilai US$ 171,08 juta yang jatuh tempo pada Januari 2022 dan untuk pembiayaan kembali utang sindikasi senilai US$ 138,50 juta yang jatuh tempo 27 Januari 2021. Sisanya, digunakan untuk modal kerja Pan Brothers.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement