Lambatnya Penurunan Bunga Kredit Perbankan Saat BI Agresif

Agatha Olivia Victoria
19 Februari 2021, 06:00
bank indonesia, suku bunga BI, kredit perbankan
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
berharap perbankan dapat mempercepat penurunan suku bunga kredit.

Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,5% pada bulan ini. Sejak awal pandemi, BI memperlonggar kebijakan moneter seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Meski sepanjang tahun lalu penurunan bunga kebijakan sebesar 125 bps, tapi penurunan suku bunga kredit masih cenderung terbatas. Gubernur BI Perry Warjiyo berharap perbankan dapat mempercepat penurunan suku bunga kredit.

"Ini sebagai upaya bersama untuk mendorong kredit atau pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional," kata, Kamis (18/2).

Advertisement

Penurunan suku bunga kredit hanya sebesar 83 bps ke level 9,7% selama  2020. "Lambatnya penurunan suku bunga kredit disebabkan oleh masih tingginya suku bunga dasar kredit perbankan," ujar Perry.

Selama 2020, Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan baru turun sebesar 75 bps menjadi 10,11% di tengah penurunan bunga acuan dan deposito satu bulan. Hal ini menyebabkan tingginya jarak alias spread antara SBDK dan suku bunga acuan plus deposito satu bulan masing-masing sebesar 6,36% dan 5,84%.

Perry menyoroti SBDK tertinggi tercatat pada bank-bank Badan Usaha Milik Negara sebesar 10,79%. Diikuti oleh Bank Pembangunan Daerah 9,80%, Bank Umum Syariah Milik Negara 9,67% dan Kantor Cabang Bank Asing 6,17%.

Sepanjang 2020, bank sentral juga telah menambah likuiditas di perbankan sebesar Rp 750,38 triliun atau mencapai 4,86% dari produk domestik bruto. Kucuran dana tersbeut terdiri dari Rp 726,57 triliun pada 2020 dan sebesar Rp 23,81 triliun per 16 Februari 2021.

Kondisi likuiditas yang longgar pada Januari 2021 telah mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga yakni 31,64% dan pertumbuhan DPK yang tinggi sebesar 10,57% secara tahunan.

Di tengah kondisi likuiditas yang longgar dan pertumbuhan DPK yang tinggi, Perry menyebutkan bahwa perbaikan fungsi intermediasi dari sektor keuangan belum kuat.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement