Imbal Hasil Obligasi AS Cetak Rekor Tertinggi, IHSG Bakal Tertekan

Image title
19 Maret 2021, 09:59
IHSG, imbal hasil obligasi AS
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (11/12/2020).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 1,82 poin atau turun 0,03% ke posisi 6.346,01 pada Jumat (19/3). IHSG diperkirakan melemah setelah pada Kamis (18/3) menguat 1,12% menyentuh level 6.347.

IHSG kemungkinan akan terseret sentimen negatif dari pasar global hingga harga komoditas. Bursa saham Asia pada hari ini pun diperkirakan bergerak lemah tertekan oleh imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat yang melonjak ke rekor baru selama 14 bulan terakhir.

Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,21% pada awal perdagangan, dan indeks berjangka Hang Seng Hong Kong merosot 0,72%.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun pada Kamis (18/3) melonjak di atas 1,75% setelah Federal Reserve berjanji mempertahankan suku bunga dekat 0 persen hingga setidaknya 2024.

Lonjakan imbal hasil obligasi itu memukul saham-saham Wall Street. Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 153,07 poin atau 0,46% menjadi ditutup di 32.862,30 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 58,66 poin atau 1,48%, menjadi berakhir di 3.915,46 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup merosot 409,03 poin atau 3,02% menjadi 13.116,17 poin, penurunan ini satu hari paling curam sejak 25 Februari.

Tim Analis Indo Premier Sekuritas memperkirakan pada hari ini berbalik tertekan ke level support 6.310 dan resistance 6.390. "Terkoreksinya beberapa komoditas seperti minyak mentah dan CPO berpeluang menjadi tambahan sentimen negatif."



Analis lainnya memperkirakan IHSG masih berpeluang bergerak naik. CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya juga menilai IHSG hari ini punya peluang untuk bergerak menguat meski terbatas. Adapun, rentang pergerakan IHSG berdasarkan analisisnya berada pada area 6.260 dan 6.389.

Menurutnya, pergerakan IHSG terlihat sedang berusaha keluar dari rentang konsolidasi wajarnya. Jika IHSG mampu dipertahankan di atas resistance level terdekat, maka IHSG masih berpeluang untuk melanjutkan pola kenaikan jangka pendeknya.

"Kuatnya fundamental perekonomian Indonesia turut menjadi penopang bagi kenaikan IHSG. Hari ini IHSG berpotensi menguat terbatas," kata William.

Beberapa saham yang layak menjadi perhatian pelaku pasar pada perdagangan hari ini seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi yang memperkirakan IHSG hari ini berpotensi mengalami lanjutan penguatan. Menurutnya, IHSG di akhir pekan ini, memiliki area support dan resistance di level 6.314 dan 6.387.

"Selanjutnya, di akhir pekan, investor akan lebih terfokus pada tingkat volatilitas harga komoditas yang saat ini cenderung tinggi dan alami tren pelemahan," kata Lanjar dalam risetnya.

Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan juga menilai IHSG hari ini punya peluang untuk bergerak naik dengan area resistance di level 6.388 dan 6.367. Sedangkan, area support ada di level 6.316 dan 6.286.

Ada beberapa saham yang direkomendasikan oleh Dennies untuk ditahan jika sudah beli sebelumnya, karena indikator teknikal netral dan sentimen netral. Seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan Indika Energy Tbk (INDY).

Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...