UEA Kucurkan US$ 10 Miliar, LPI Tawarkan Dua Jenis Investasi

Agatha Olivia Victoria
30 Maret 2021, 09:01
investasi, LPI, Arab Saudi
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan ruas jalan tol.

Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau yang dinamakan Indonesia Investment Authority (INA) segera beroperasi. Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) pekan lalu mengumumkan akan mengucurkan US$ 10 miliar atau sekitar Rp 140 triliun ke dalam Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia.

Saat ini, jajaran direksi LPI sedang menyiapkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam transaksi pertama lembaga itu. Staf Khusus Menteri Keuangan Masyita Crystallin mengatakan bahwa terdapat dua jenis investasi yang dikembangkan INA. "Keduanya yaitu melalui master fund maupun thematic fund," kata Masyita kepada Katadata.co.id, Senin (29/3),

Thematic fund atau dana yang dikelola berdasarkan bidang tertentu dibuat secara khusus untuk melakukan investasi di jenis aset tertentu, mengingat tiap investor memiliki appetite risiko dan pilihan aset yang berbeda-beda. Misal, ada investor yang memang khusus melihat pelabuhan atau bandara. INA akan menyesuaikan antara berbagai tipe investor dan aset dalam masing-masing thematic fund.

Mekanisme teknis dalam masing-masing thematic fund akan disesuaikan dengan jenis aset dan investasinya. Hal tersebut akan mengikuti standar internasional dan tata kelola yang baik, transparan dan akuntabel.

Masyita menuturkan, injeksi modal kepada INA sebesar Rp 15 triliun merupakan penyertaan modal INA pada berbagai fund yang akan dibentuk. Rencananya, modal tersebut akan ditingkatkan menjadi Rp 75 triliun pada tahun 2021. "Modal INA tentu akan berkembang sesuai dengan perkembangan portfolio ke depan," ujarnya.

Selain itu, sambung dia, INA dapat menjadi salah satu saluran investasi ke Indonesia, selain channel investasi yang sudah ada seperti saham, obligasi, pinjaman atau pembiayaan, skema KPBU, maupun investasi langsung lainnya. Investasi merupakan bagian yang sangat penting dalam usaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu, aliran modal asing sangat positif bagi negara dengan transaksi berjalan yang defisit seperti Indonesia.

Ekonom Senior Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet berpendapat bahwa membagi skema investasi INA merupakan cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengakomodasi keinginan dari investor nantinya. Terdapat investor yang tertarik pada bidang tertentu yang mereka anggap berpotensi menghasilkan keuntungan di masa mendatang dan ada investor yang memiliki preferensi investasi mempercayakan langsung pada kemampuan pengelolaan investasi dari lembaga pengelola investasi itu sendiri.

"Untuk thematic fund saya kira pemerintah mengadopsi LPI  di negara-negara lain yang juga memberikan pilihan bagi investor ketika ingin masuk," kata Yusuf kepada Katadata.co.id, Senin (29/3).

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga sebelumnya menyebutkan, terdapat dua tipe pendanaan yang akan dikelola LPI, yakni master fund atau dana induk dan thematic fund. "Untuk master fund, sudah ada komitmen dari US DFC hingga US$ 2 miliar, JBIC berpotensi hingga US$ 4 miliar, dan ADIA," ujar Airlangga dalam Webinar UI, Rabu (27/1).

Beberapa investor sudah tertarik untuk bergabung pada thematic fund yang rencananya dibuat dengan bidang jalan tol. Potensi investasi datang dari CDPQ Kanada hingga US$ 2 miliar dan APG Belada senilai US$ 1,5 miliar. Selain itu, GIC Singapura masih mengikuti diskusi yang berkembang, sedangkan Macquired menawarkan sebagai pengelola dana dan berkontribusi US$ 300 juta.

Investasi Uni Emirat Arab ke LPI yang diumumkan pekan lalu merupakan arahan langsung dari Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa investasi UEA ke LPI merupakan wujud kepercayaan kalangan internasional kepada pemerintah Indonesia.

"Saya rasa ini pesan yang baik bahwa keyakinan internasional ke pemerintah Indonesia begitu tinggi," katanya saat menjadi pembicara kunci dalam Bali Investment Forum 2021 di Bali dikutip dari Antara.

Luhut mengatakan kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia juga ditunjukkan dengan keputusan lembaga pemeringkat Fitch yang mempertahankan Sovereign Credit Rating RI pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil.

Menurut Fitch, faktor kunci yang mendukung afirmasi peringkat Indonesia adalah prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang baik dan beban utang pemerintah yang rendah, meskipun meningkat. "Ini sangat bagus bagi Indonesia," kata Luhut.

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...