Erick Thohir Menilai Tahun Ini Cuma Momen BUMN Bertahan Hidup

Agatha Olivia Victoria
29 April 2021, 16:47
Erick Thohir, dividen, PMN
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri) berbincang dengan Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (kanan), Direktur Utama PT Jakarta Tourisindo Novita Dewi (kiri) dan Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia Abdulbar M.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memperkirakan dividen perusahaan pelat merah selama dua tahun yakni 2021-2022 nilai yang diperoleh masih akan lebih rendah dari penyertaan modal negara (PMN). Menteri BUMN Erick Thohir memperkirakan beberapa perusahaan pelat merah masih terdampak Covid-19 sehingga setoran dividen belum maksimal.

"Suka tidak suka kondisinya pada 2021 dan 2022 memang seperti ini, namun pada 2023-2024 kami yakin keadaannya akan berubah di mana dividen akan lebih besar dari PMN, " ujar Erick dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021, Kamis (29/4).

Advertisement

Pada tahun ini dividen yang disetor BUMN diperkirakan Rp 28 triliun dan pada 2022 menjadi Rp 35 triliun. Angka tersebut lebih rendah dari kebutuhan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 62 triliun.

Hanya beberapa perusahaan pelat merah yang bisa bertahan seperti BUMN kesehatan, asuransi, pangan, perkebunan dan kehutanan. Sedangkan untuk BUMN dalam bisnis tulang punggung antara lain mineral dan batu bara, telekomunikasi, jasa keuangan, minyak dan gas dan energi bakal tergerus cukup dalam.

Kondisi ini membuat Kementerian BUMN mengubah strategi. Erick menilai tahun ini merupakan momen BUMN bertahan hidup. Sehingga, pemerintah akan tetap melindungi bisnis BUMN strategis yang terdampak Covid-19 melalui suntikan negara.

Kendati demikian, ia menjelaskan bahwa PMN selama pandemi mayoritas diberikan untuk penugasan. Dalam peraturan menteri yang telah dikeluarkan, PMN penugasan diberikan jika sudah ada koordinasi BUMN, kementerian terkait, dan Kementerian BUMN.

Kementerian Keuangan bisa memantau apa penugasan tersebut resmi atau tidak. "Jadi tidak ada lagi lobi-lobi politik antar BUMN, ini semua kami tertibkan," katanya.



Selama 10 tahun terakhir, Erick menuturkan bahwa BUMN telah berkontribusi terhadap penerimaan negara sebesar Rp 3.282 triliun. Pemasukan tersebut meliputi dividen, pajak, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement