Mitratel Menuai Potensi Bisnis Sewa Menara dari Merger Indosat dan 3

Andi M. Arief
30 November 2021, 18:18
PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel)
mitratel.co.id
PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel)

Merger antara PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia atau Tri  akan berdampak positif bagi bisnis perusahaan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel. Dampak bisnis akan dirasakan perusahaan menara milik Grup Telkom ini dalam jangka menengah.

Sekitar 5% dari total pemancar Indosat dan Tri menyewa menara yang dimiliki Mitratel. Kedua operator telekomunikasi ini melakukan sewa kontrak dengan masa 10 tahun.

"Kami bisa memindahkan (pemancar itu) ke menara lain, tapi kontraknya tidak bisa dibatalkan," kata Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama dalam diskusi online, Selasa (30/11).

Indosat dan Hutchison resmi merger pada September lalu dengan nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk. dengan kode ISAT. Valuasi entitas anyar itu ditaksir mencapai US$ 6 miliar atau setara Rp 85,26 triliun (asumsi kurs Rp 14.210/ US$) dan pendapatan tahunan sekitar US$3 miliar atau sekitar Rp 42,6 triliun.

ISAT berpotensi terus ekspansi seiring semakin besarnya kapasitas permodalan perseroan. Artinya, potensi perluasan jaringan layanan ISAT cukup besar di masa depan.

Mitratel Ekspansi Menara di Luar Jawa


Hendra memaparkan sebagian operator telekomunikasi akan mengembangkan jaringan di luar Pulau Jawa. Informasi ini diperoleh dari diskusi dengan beberapa operator telekomunikasi pada Oktober-November 2021.

Salah satu pertimbangannya adalah tingkat layanan jaringan yang telah cukup bagus di Pulau Jawa. "Kami go-to company karena kami sudah ada semua coverage (di luar Pulau Jawa)," ucap Hendra.

Sejauh ini, jumlah menara yang dimiliki Mitratel mencapai 28.030 unit dengan tenancy ratio di posisi 1,5 kali dengan tenant utamanya adalah PT Telekomunikasi Selular.

Sebagian besar menara milik Mitratel berada di luar Jawa atau mencapai 57% dari total menara. Alhasil, Mitratel menjadi perusahaan menara telekomunikasi dengan menara terbanyak di luar Jawa.  



Pada saat yang sama, Mitratel berencana untuk meningkatkan jumlah penyewa per menara, khususnya menara di luar Pulau Jawa. Saat ini, perseroan sedang menyusun rencana bisnis untuk mendorong monetisasi menara di laur Pulau Jawa bersama operator telekomunikasi.

Hendra berujar perluasan pasar ke luar Pulau Jawa akan meningkatkan pendapatan perseroan cukup baik. Hal ini dilihat dari realisasi 2019-2020 saat Telkomsel memperluas jaringannya ke luar Pulau Jawa.

Mitratel akan berekspansi menara telekomunikasi secara organik maupun anorganik pada 2022. Sumber dana ekspansi itu adalah dana segar hasil melantai di bursa.

Namun demikian, Hendra menilai akan ada beberapa tantangan, yakni infrastruktur dan persepsi masyarakat sekitar lokasi ekspansi. Adapun, menara telekomunikasi di tempat anyar akan terintegrasi dengan kabel fiber optic.

Menurutnya, panjang kabel fier optic yang dibutuhkan untuk menambah kapasitas takaran jarak frekuensi atau bandwith di Pulau Jawa mencapai 3-5 kilometer. Adapun, kabel tersebut akan leih panjang saat melakukan ekspansi di Pualu Sumatra dan Kalimantan.

Selain itu, Hendra menilai infrastruktur konektivitas seperti jalan dan jembatan di Pulau Emas dan Pulau Borneo belum sebagus di Pulau Jawa. Hal ini penting lantaran 80% menara yang dibangun perseroan memiliki tinggi lebih dari 50 meter.

Di samping itu, persepsi penduduk terkait pemangunan menara tinggi masih keliru. Hendra menilai hal ini dapat menghambat ekspansi di kedua pulau itu.

"Ada perserpsi kalau ada menara telekomunikasi, (penduduk sekitar) bisa kena petir. Tantangan itu ada, tapi kami sudah iasa untuk melakukan ekspansi di laur Pulau Jawa," kata Hendra.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...