Produksi Beras Tahun 2021 Turun 140 Ribu Ton Efek Kemarau Panjang

Abdul Azis Said
1 Maret 2022, 15:20
beras
ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc.
Petani mengangkut benih padi di Kawasan Tasikardi, Kramatwatu, Serang, Banten, Jumat (28/6/2021).

Produksi beras Indonesia sepanjang tahun lalu turun 140,73 ribu ton menjadi 31,36 juta ton. Penurunan produksi beras disebabkan berkurangnya luas panen padi akibat kemarau pada Agustus dan September 2022.

"Secara persentase turun 0,45% dibandingkan tahun 2020 yang lalu yang sebesar 31,5 juta ton," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto dalam konferensi pers secara daring, Selasa (1/3)

Advertisement

Penurunan pada produksi beras terjadi di sebagian besar provinsi. Penurunan terbesar di Sumatera Selatan sebesar 109 ribu ton atau turun 6,9% dibandingkan 2020. Selanjutnya produksi beras di Lampung turun  94 ribu ton atau 6,22% serta di Jawa Timur turun 89 ribu ton atau turun 1,5%.

Meski demikian, beberapa provinsi masih mencatat kenaikan produksi beras. Di Sulawesi Selatan, produksi beras naik 219 ribu ton atau 8,1%. Di Jawa Tengah juga terjadi kenaikan 74 ribu ton atau 1,36% serta di Papua dengan penambahan produksi 68 ribu ton atau 72,4%.

Produksi beras menyusut terutama di saat menjelang akhir tahun. Setelah mencapai puncak produksi pada Maret 2021 sebesar 5,57 juta ton, produksi beras terus turun menuju akhir tahun meskipun sempat terjadi peningkatan pada Juli. Produksi terendah terjadi pada Desember sebanyak 1,17 juta ton. Jika melihat data historis 2020, tren produksi beras memang turun menuju akhir tahun.

Penurunan pada produksi beras sepanjang tahun lalu tidak lepas karena penurunan pada luas panen padi yang kemudian mempengaruhi jumlah produksi padi tahun lalu. Luas panen padi pada tahun lalu menyusut 245 ribu hektar atau 2,3% menjadi 10,41 juta hektar.

Setianto mengatakan, penurunan pada luas panen padi tersebut dipengaruhi sejumlah faktor. Terjadinya kemarau yang lebih tinggi pada Agustus dan September 2021 menyebabkan kekeringan sehingga berdampak pada luas panen padi yang jauh lebih rendah dibandingkan bulan yang sama pada 2020. Kondisi ini yang menyebabkan adanya peralihan ke tanaman lain pada periode tersebut.

Selain itu, faktor lainnya yakni intensitas curah hujan yg cukup tinggi di akhir 2021 sehingga berdampak pada luas panen sepanjang kuartal terakhir tahun lalu. "Penurunan juga terjadi di beberapa daerah sentra produksi (padi) karena bencana dan musibah antara lain seperti banjir yang terjadi di awal tahun, selain itu erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur dan beberapa tempat terjadi serangan hama," kata Setianto.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement