Sri Mulyani Imbau Tak Jumawa, Ada Risiko dari Konflik Cina-Taiwan

Abdul Azis Said
11 Agustus 2022, 14:12
Sri Mulyani, ekonomi
ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/hp..
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) berbincang dengan Secretary of the Treasury Amerika Serikat Janet Yellen sebelum acara pembukaan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022).

Perekonomian Indonesia tumbuh makin kuat di kuartal II dan sudah melampaui level normal sebelum pandemi. Meski begitu, Sri Mulyani mengingatkan berbagai risiko baru yang membuat Indonesia tidak serta merta bisa berbangga diri dengan pencapain tersebut.

Sri Mulyani menyebut pandemi memukul perekonomian dalam negeri selama hampir tiga tahun terakhir. Dengan pandemi yang mulai bisa terkelola, dampaknya juga mulai bisa dikurangi. Namun, kini risiko bergeser dengan munculnya berbagai peristiwa baru, terutama dari kondisi ketegangan geopolitik global yang meningkat.

Advertisement

"Ini memberikan risiko risiko yang berbeda dan baru lagi. Artinya tidak ada tempat dan tidak ada waktu untuk kita jumawa atau kita merasa oh kita sudah pulih," kata Sri Mulyani dalam acara The 1st International Conference on Women and Sharia Community Empowerment, Kamis (11/8).

Dalam keterangan sebelumnya, bendahara negara itu juga mulai mengkhawatirkan meningkatnya ketegangan hubungan Cina dan Taiwan. Jika konflik di timur Asia itu memanas, maka proteksionisme ekonomi dunia bisa makin meningkat.

Sebelum Cina dan Taiwan, kondisi geopolitik global lebih dulu terpecah seiring perang Rusia dan Ukraina. Konflik di timur Eropa itu memicu semakin buruknya suplai bahan pangan dan energi sehingga beberapa negara sempat memberlakukan proteksi atas ekspor komoditas tertentu.

Perang di Ukraina yang memicu gangguan suplai telah menjadi pendorong semakin tingginya harga komoditas. Walhasil, inflasi global kini juga merangkak naik dan menjadi kekhawatiran banyak negara. Tekanan inflasi yang kemudian diikuti pengetatan kebijakan moneter juga jadi risiko bagi perekonomian dunia saat ini.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement