Rupiah Ditutup Menguat Seiring Data Inflasi Januari Melandai

Nilai tukar rupiah menguat 16 poin ke level Rp 14.975 per dolar AS saat penutupan di pasar spot sore ini. Penguatan rupiah setelah BPS mengumumkan data inflasi domestik pada Januari yang melandai, serta dipengaruhi penantian pasar terhadap pengumuman suku bunga bank sentral AS, The Fed dini hari nanti.
Rupiah sempat dibuka melemah pagi ini dan bergerak hingga level Rp 15.010. Meski demikian, rupiah memulai tren penguatan setelah rilis data inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pukul 11.00 WIB menunjukkan data yang positif, inflasi semakin melandai.
Sejumlah mata uang Asia lainnya bergerak menguat sore ini. Dolar Singapura terapresiasi 0,08% bersama yuan Cina 0,21%, rupee India 0,16%, peso FIlipina 0,25%,won Korea Selatan 0,02% dan dolar Taiwan 0,48%. Sebaliknya yen Jepang dan dolar Hong Kong melemah 0,02%, baht Thailand 0,03% dan ringgit Malaysia 0,57%.
Data inflasi Januari yang dirilis tadi siang menunjukkan berlanjutnya penurunan. Inflasinya sebesar 5,28% secara tahunan, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 5,51%.
"Melandasinya inflasi diharapkan bisa menjadi kabar gembira bagi pasar keuangan serta memberi ruang bagi Bank Indonesia untuk menahan suku bunga pada bulan ini," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam catatannya sore ini, Rabu (1/2).
Data baru ini akan semakin memperkuat ekspektasi BI tak akan lagi menaikan bunga ke depannya, Bank sentral sebelumnya telah mengatakan kenaikan suku bunga 2,25% sejak Agustus lalu hingga bulan lalu dianggap sudah memadai untuk menjaga inflasi inti tetap di bawah 4%.
Namun, Ibrahim menyebut indeks dolar AS, yang mencerminkan pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, menguat pada hari ini. Penguatan indeks dolar itu seiring antisipasi pasar terhadap pengumuman suku bunga The Fed pada Kamis (2/2) dini hari nanti.
Mayoritas pasar memperkirakan The Fed hanya akan menaikkan suku bunga 25 bps, lebih rendah dari tren kenaikan bunga agresif yang dilakukan sepanjang tahun lalu. Meski demikian, pasar akan menanti komentar terbaru bos The Fed pada konferensi pers nanti.
"Komentar dari Gubernur The Fed Jerome Powell tentang jalur kebijakan moneter akan diawasi dengan ketat, mengingat data terbaru mengisyaratkan ketahanan ekonomi AS. Prospek hawkish dari The Fed kemungkinan akan membebani mata uang Asia," kata Ibrahim.
Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 14.960 - Rp 15.030.