Dua Hari Rupiah Amblas, Melemah ke Rp 15.148 per Dolar Amerika

Abdul Azis Said
7 Februari 2023, 17:21
rupiah melemah
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menghitung uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jakarta, Rabu (16/11/2022).

Nilai tukar rupiah melemah 0,62% pada perdagangan penutupan sore ini ke level Rp 15.148 per dolar Amerika Serikat. Indeks dolar telah menguat dan sebaliknya rupiah melemah seiring ekspektasi suku bunga bank sentral AS The Fed yang masih akan naik.

Pelemahan hari ini melanjutkan tren penurunan tajam sejak kemarin yang terkoreksi hingga 1,08% hanya dalam sehari perdagangan. Beberapa mata uang Asia lainnya juga anjlok hari ini, seperti peso Filipina 1,23%, won Korsel 0,2%, dolar Taiwan 0,24%, ringgit Malaysia 1,05%, dan dolar Hong Kong 0,03%.

Sebaliknya, baht Thailand menguat 0,68% bersama yuan Cina 0,18%, rupee India 0,05%, dolar Singapura 0,12% dan yen Jepang 0,69%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut pelemahan rupiah seiring dolar yang telah reli sejak awal pekan meskipun sedikit terkoreksi sore ini.

"Pedagang menaikkan perkiraan tingkat suku bunga The Fed yang diperlukan untuk menjinakkan inflasi," kata Ibrahim dalam catatannya, Selasa (7/2).

Ia menyebut pasar sekarang berekspektasi The Fed akan menaikkan bunga hingga mencapai di atas 5,1% pada pertengahan tahun ini, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya kurang dari 5%. Perubahan ekspektasi pasar tersebut setelah data ketenagakerjaan AS akhir pekan lalu mengejutkan pasar dengan kinerja yang kuat.

Data ketenagakerjaan AS awal 2023 menunjukkan kondisi yang sangat kuat dalam rilis akhir pekan lalu. Hal ini tercermin dari data pembayaran gaji pekerja non pertanian alias nonfarm payroll Januari meningkat 517 ribu, hampir dua kali lipat dari bulan sebelumnya dan jauh di atas perkiraan pasar 187 ribu.

The Fed dijadwalkan kembali menggelar rapat bulan depan. Berdasarkan alat pemantauan CME FedWatch Tool, mayoritas memperkirakan bunga akan naik lagi 25 bps menjadi 4,75%-5%.

Dari Internal, Ibrahim menyebut pergerakan rupiah terpengaruh rilis data cadangan devisa pada akhir Januari 2023 yang kembali meningkat. BI melaporkan cadev sebesar US$ 139,4 miliar, meningkat US$ 2,2 miliar dari bulan sebelumnya. Posisi tersebut juga tercatat yang tertinggi dalam 11 bulan terakhir.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...