Manufaktur Cina Menggeliat, Ekspor Indonesia Potensi Terdongkrak
Kinerja pabrik-pabrik di Cina semakin menggeliat dan mencapai rekor terbaiknya selama lebih dari satu dekade terakhir pada bulan lalu. Pertumbuhan manufaktur Negeri Panda itu menjadi kabar baik buat Indonesia yang selama ini menjadikan Cina sebagai negara tujuan ekspor utama dengan andil hampir seperempat pangsa ekspor.
Biro statistik Cina melaporkan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Cina naik ke 52,6 pada bulan lalu, rekor tertinggi sejak April 2012. Indeks di atas 50 mengindikasikan bahwa sektor manufaktur semakin ekspansi. Indeks PMI non manufaktur juga meningkat ke 56,3.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan peningkatan aktivitas manufaktur Cina akan mendorong permintaan terhadap bahan baku, termasuk yang sumbernya dari impor. Sehingga bisa mendorong peningkatan impor bahan baku yang didatangkan dari Indonesia.
"Peningkatan volume ekspor Indonesia diharapkan mampu membatasi dampak dari penurunan harga komoditas global terhadap transaksi berjalan Indonesia sehingga rupiah dapat cenderung bergerak stabil," kata Yosua dalam keteranganya, Jumat (3/3).
Ekspor ke Cina yang berpotensi lebih tinggi itu akan membantu menjaga berlanjutnya surplus neraca dagang tahun ini. Meski demikian ia masih memperkirakan surplus tahun ini tidak akan setinggi tahun lalu karena normalisasi harga sejumlah komoditas utama Indonesia seperti CPO dan batu bara. Ia memperkirakan surplus neraca dagang tahun ini antara US$ 40 miliar-US$ 45 miliar, dari tahun lalu di atas US$ 50 miliar.