Yenny Wahid: Banyak yang Patah Hati dengan Pak Jokowi

Image title
Oleh Tim Redaksi
14 Januari 2024, 13:57
Yenny Wahid
Katadata/Bintan Insani
Dewan Penasehat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Yenny Wahid
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Aktivitas politikus sekaligus aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid selama masa kampanye sibuk luar biasa. Yenny berkeliling Jawa menggelar berbagai pertemuan dari kalangan Gen Z hingga para kyai untuk memobilisasi dukungan buat Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Yenny yang berstatus sebagai Dewan Penasehat Tim Pemenangan Nasional (TPN) selama kegiatan kampanyenya meninggalkan pekerjaannya sebagai Direktur Wahid Foundation. Dia juga rehat dari berbagai undangan sebagai pembicara dari banyak negara. "Saya baru bisa aktif kembali setelah pemilihan presiden selesai," kata Yenny dalam podcast Gultik -Pergulatan Politik- yang tayang di Youtube Katadata.

Dalam obrolan yang dipandu host Wahyu Muryadi, pemilik akun Om Why, Yenny bercerita banyak hal. Bukan hanya seputar pengalaman dan pandangan pribadinya di politik, Yenny juga membuka takbir hubungan sang ayah, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur terhadap para kandidat, yakni Ganjar, Prabowo Subianto dan Cak Imin. Berikut wawancara detail:

Mengapa Anda mengurusi politik, apakah ada yang penting?

Dari dulu saya merasa bahwa salah satu warisan perjuangan Gus Dur adalah merawat demokrasi. Tentu ini nilai yang harus dijaga dan tetap dirawat. Pemilu itu menjadi ajang demokrasi terbesar di Indonesia. Kita harus memastikan betul bahwa Pemilu bisa berjalan dengan adil, baik dan akhirnya memilih pemimpin yang memang bisa mengerti atau bisa menjadi solusi bagi kebutuhan bangsa pada saat ini.

Tiap zaman butuh pemimpin berbeda..

Bicara pemimpin sebelumnya, Bung Karno itu memimpin ketika zaman transisi dari bangsa terjajah menjadi bangsa merdeka. Kalau Pak Harto mulai membangun pondasinya sehingga pertumbuhan ekonomi naik.

Lalu, Pak Habibie itu merangsang imajinasi kita tentang pentingnya Indonesia itu menjadi negara yang berdasarkan teknologi. Peran utama Gus Dur itu meletakkan dasar pondasi demokrasi, tentang toleransi, dan tentunya membuka istana untuk seluruh kepentingan masyarakat negeri kita. Om Why tahu kan waktu itu mengurus protokol paling susah.

Di zaman Gus Dur, pakai sarung dan sandal jepit boleh, Pak paspampres bingung mau mengusir, tapi yang datang itu tamunya presiden.
Nah itu, Bu Megawati juga punya jasa yang besar. Beliau banyak membuat institusi-institusi dan pranata-pranata penegakan hukum misalnya KPK.

Pak SBY itu menurut saya jasanya besar buat Indonesia stabilisasi ekonomi, dan juga membuat TNI kita makin profesional, tidak tergoda lagi untuk masuk politik kecuali lewat jalur politik. TNI tidak bisa dwi fungsi ABRI.

Nah, setelah itu kan pak Jokowi, luar biasa sekali pencapaiannya mulai dari lompatan-lompatan ekonomi, kedaulatan ekonomi, infrastruktur sampai hilirisasi.

Pemimpin kedepan kan harus orang yang bisa melanjutkan semua ini. Saya melihatnya dari semua calon yang ada Ganjar-Mahfud.

Pertanyaannya kan kenapa? Padahal Yenny Wahid kan pernah didekati Nasdem, dan Prabowo.

Om Why kan tahu, karena kita kan berangkat dari komunitas yang sama-sama berkomunitas NU. Orang NU saat membuat keputusan selalu menggunakan dalil aqli dan naqli. Dalil secara rasional dan batiniah.

Nah pendekatan rasional ini, tantangan terbesar negara kita soal penegakan hukum. Nonsense mau ngomong soal ekonomi, hilirisasi, investasi asing, kalau tidak ada penegakan hukum.

Indeks korupsi malah makin parah. Indeks demokrasi juga menurut The Economist, Indonesia sebagai demokrasi yang cacat kan.
Berarti kuncinya semua adalah di penegakan hukum. Nah, saya melihat sosok yang punya komitmen dan track record jelas soal penegakan hukum itu ada di Mahfud MD.

Yang lain enggak punya komitmen itu?

Yang lainnya malah kena kasus om. Saya juga tidak melihat upaya penegakan hukum. Justru malah hukumnya agak dipelintir sedikit. Jadi menurut saya pak Mahfud itu yang komitmennya jelas, track recordnya jelas untuk penegakan hukum.

Bagaimana dengan calon presiden Ganjar Pranowo?

Ganjar ini menurut saya orang yang punya pengalaman detail. Dia punya wawasan besar tapi juga detail ketika memimpin Jawa Tengah. Saya melihat track recordnya dan pernah melihat langsung. Yayasan kami (Wahid Foundations) bekerja sama dengan PBB lewat program Desa Damai, bagaimana meningkatkan efisiensi ketahanan desa.

Program itu mengajak warga desa untuk menjaga lingkungan hidup. Nah Pak Ganjar ini sangat sangat support dengan program ini.

Dia gak ngomong doang? Biasanya kan pemimpin basa basi aja

Enggak basa basi, dia datang ke acara kami beberapa kali, dan senang banget beliau. Program kami yang kedua, Sekolah Damai, bagaimana mengajarkan keberagaman bekerja sama dengan sekolah negeri. Pak Ganjar tuh mendukung banget. Kepala dinasnya langsung diinstruksikan untuk mengawal ini semua. Jadi karena kita sempet kerja bareng di situ, jadi saya merasa cocok nih

Deklarasi Yeny Wahid dukung Ganjar-Mahfud MD
Deklarasi Yeny Wahid dukung Ganjar-Mahfud MD (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/wpa/foc.)

Artinya persentuhan Anda dengan Ganjar Pranowo sudah intens ya pernah kerja sama dengan proyek-proyek kemanusiaan. Tapi bukannya hubungan Anda secara pribadi dengan Anies Baswedan dan Prabowo berjalan dengan baik?

Benar, tapi dalam konteks negara kita memilih bukan berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan pribadi. Harus berpikir, pemimpinnya harus punya visi, orangnya harus punya integritas keberanian dan juga mampu berkomunikasi dengan baik bersama masyarakat karena kan ya pasti di zaman global.

Anda bilang juga ada alasan yang spiritual. Nah, itu bagaimana penjelasannya?

Jadi memang saya melakukan laku-laku spiritual, seperti puasa, salat istikharah, segala macam. Saya juga ke makam bapak di sana kemudian baca tahlil segala macam terus minta kepada Allah diberikan petunjuk.

Petunjuknya seperti apa ya? Mohon maaf ini hadirin tak terlalu tahu dunia NU

Petunjuknya itu yang membuat saya berkesimpulan harus mendukung Ganjar-Mahfud. Beberapa tahun belakangan sejak menginjak usia dewasa, bila ada momen-momen penting suka mimpi. Mimpi itu memang harus dimaknai, jadi salah satu faktor untuk menentukan keputusan.

Jadi waktu itu muncul wajah Ganjar waktu mimpi?

Hahahah gak begitu. Detailnya gak usah diceritain om. Saya memaknai mimpi bahwa memang harus mendukung Ganjar-Mahfud. Mendukung Ganjar-Mahfud itu harus ikhlas.

Di kehidupan dunia modern sekarang apa masih relevan faktor begitu?

Saya justru melihat ada fenomena yang menarik terutama di kalangan anak muda dan ini tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga terjadi di seluruh dunia. Sekarang ini hal metafisik itu menjadi sebuah ilmu yang digemari dan dipelajari kembali.

Saya percaya bahwa Tuhan itu kan menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan formula. Bagaimana dunia, alam semesta dan manusia pun juga ada formulanya. Kira-kira kalau kita mau rasionalisasi, hal yang belum bisa diukur bukan berarti tidak ilmiah,tapi manusia belum menemukan metode untuk mengukurnya

Apa efektif untuk mendekati para kyai di dunia modern sekarang ini?

Basis utamanya mas Ganjar itu kan basis nasionalis. Jadi memang suara Islam masih menentukan, dari lembaga survei mengatakan bahwa Jawa Timur terutama basis Islam, khususnya lagi basis NU. Itu menjadi suara yang diperebutkan karena pemilih NU sendiri 40 juta.

Menurut lembaga survei, suara di Jatim geser ke Prabowo?

Iya memang kita harus bekerja di akar rumput. Sesuatu yang melawan establishment memang berat. Tapi gak apa-apa kita berpolitik menggunakan hati nurani, itu menjadi dasar saya dalam mengambil keputusan. Nurani kita harus mempertahankan demokrasi, kedaulatan rakyat. Hal-hal yang menjadi dasar untuk memperjuangkan Ganjar Mahfud.

Soal latar belakang sejarah pendukung Ganjar, Bu Mega kan pernah melengserkan Gus Dur?

Betul banyak komentar begitu. Kalau kita lihat, semua capres memiliki story dengan Gus Dur. Seperti Cak Imin jelas punya story dengan Gus Dur, sebagai keponakan yang mengambil partainya Gus Dur, pamannya sendiri dikeluarkan. Hahaha

Itu kan yang sudah paling berat itu. Walaupun dia menyangkal terus..

Menyangkal terus tapi kan kenyataannya seperti itu, masih ada beritanya Cak Imin menggugat Gus Dur Rp 99 miliar. Nah yang kedua, paslon kedua, pak Prabowo sendiri kan juga pernah membuat komentar di media, saat diwawancara oleh seorang media asing, bahwa beliau agak malu punya presiden tunanetra seperti Gus Dur.

Bagaimana dengan Ganjar-Mahfud?

Paslonnya gak ada masalah, malah justru Mahfud sangat dekat dengan Gus Dur. Jadi dalam Pilpres ini saya memilih paslon bukan memilih pendukung dan pengusungnya.

Walaupun di situ ada Bu Mega yang saya pilih pasangan Ganjar-Mahfud. Nah, dari semua tiga paslon ini yang gak ada story dengan Gus Dur, adalah Ganjar-Mahfud. Saya juga mendapatkan pesan spiritual dari ayah saya bahwa kita harus ikhlas dalam Pilpres kali ini.

Nah, ikhlas bagaimana?

Kalau kita melihat Bu Mega ini ikhlas lho mendukung Ganjar. Ikhlasnya ini bukan mengada-ngada. Bu Mega mencalonkan putrinya sendiri Bu Puan sebagai calon presiden bisa gak? Bisa aja, wong PDIP punya suara 20 persen di parlemen.

Artinya seperti apa?

Saya melihat walaupun ini di zaman di mana orang tua justru mendorong anaknya masuk dalam kancah politik untuk menduduki posisi tertentu, Ibu Mega malah ikhlas mengorbankan anaknya untuk tidak maju sebagai calon, bahwa itu sikap yang luar biasa sikap kenegarawan. Nah Gus Dur dan Bu Mega antara mereka berdua sudah diselesaikan antara mereka berdua Gus Dur udah sambang-sambangan setelah zaman pak SBY belum jadi presiden lagi kira-kira

Kalau pak Prabowo, konon Gus Dur pernah bilang bahwa Prabowo itu adalah apa orang yang ikhlas ya kan. Ada lagi konon perkataan dari Gus Dur akan menjadi presiden di masa tuanya?

Nah, kalau soal ikhlas memang Gus Dur mengatakan itu, banyak sekali orang yang mendengarnya. Beliau berkali-kali kalah juga tetap saja dan yang terakhir baik sama pak Jokowi, pasti di situ ada keikhlasan.

Kedua soal amalan bahwa pak Prabowo akan jadi presiden di usia tua, saya terus terang belum mendengar beliau mengatakan itu. Saya juga tanyakan semua mulai kakak saya, adik, ibu, semua orang dekat bapak, semua asistennya Gus Dur, pengawalnya semua, saya tanya pernah denger gak? Gak ada yang pernah dengar. Jadi saya gak pernah tahu siapa ini perawinya.

Yenny Wahid bertemu Prabowo Subianto
Yenny Wahid bertemu Prabowo Subianto (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU)

Soal representasi NU, orang mengklaim ada dua referensi pertama Cak Imin yang kedua pak Mahfud..

Keduanya memang dibesarkan dalam kultur NU. Pembedanya adalah yang satu dulu malah mengkhianati Gus Dur, yang satu dekat dengan Gus Dur.

Tapi Pak Mahfud kan selalu dicap bahwa dia bukan NU tulen..

Itu kan untuk menyerang dia. Pak Mahfud ini tahlilan, sholawat, ziarah kubur, mondok, jelas NU-nya. Apalagi Madura di sana kan agamanya NU. Kalau ada yang meragukan Pak Mahfud bukan NU itu memang sebuah image yang coba diciptakan untuk menghalanginya. Ini politik sifatnya, keluarganya pak Mahfud kan orang NU semua.

Anda mau bilang bahwa pengaruh Cak Imin itu di NU gak berlaku signifikan

Di NU struktural ya berat karena bermusuhan secara terbuka dengan Gus Yahya. Nah di basis massa, NU itu yang kemudian masuk ke dalam irisan PKB otomatis mendapatkan perintah untuk mensukseskan Cak Imin dan Pak Anies. Perintah ini masuknya garis partai politik gitu. Tapi secara kultural, secara luas terikat dengan ini, rata-rata masih memilihnya Ganjar-Mahfud.

Jadi, kolam suara NU ini masih kuat ke Ganjar-Mahfud?

Pada saat ini, saya ketemu banyak sekali kyai-kyai di tingkat kultural sama semua. Pak Ganjar sendiri juga bukan keluarga yang asing dengan NU. Istrinya Pak Ganjar, Mbak Atikoh itu cucu dari KH Hisyam A Karim, pendiri pondok pesantren di Purbalingga.Jadi ya sudah keluarga sendiri keluarga besar NU intinya.

Jadi, ini kira-kira bisa satu putaran atau enggak?

Semua tentu berjuang untuk satu putaran, tapi kalau realistis ya pasti mempersiapkan buat dua putaran. Nah, kalau dua putaran tentunya kita akan lebih siap dan saya yakin kalau sampai dua putaran pun kita malah justru untuk menangnya lebih besar.

Tapi ngomong-ngomong demokrasi dijajah keliatan gejala-gejalanya gak?

Saya berharapnya sih gak, sebetulnya ini kan untuk melatih kemampuan melakukan konsolidasi salah satunya di demokrasi ini. Nah, penggunaan resources yang kita lihat kok tak pada tempatnya, resources negara gitu. Nah, kita berharap sih bahwa itu tidak kemudian menjadi tren yang terus berlanjut.

Nah, Anda resah, galau atau apa?

Cukup galau, karena yang namanya demokrasi ini sesuatu yang betul-betul diperjuangkan oleh anak-anak muda waktu itu, mahasiswa, masyarakat dengan darah keringat dan air mata. Harus dijaga, harus dijaga betul. Ini legacy yang gak boleh dianggap enteng.

Andai Mbak Yenny ditelpon Pak Jokowi, diajak berbicara empat mata, apa hal penting yang ingin Anda sampaikan?

Saya berharap Pak Jokowi yang namanya begitu harum karena telah meninggalkan begitu banyak prestasi untuk Indonesia, pernah dianggap sebagai ikonik demokrasi, dianggap sebagai ikonnya pembangunan infrastruktur, ekonomi yang berkelanjutan, kedaulatan ekonomi dan upaya-upaya seperti itu di tangan pak Jokowi kan luar biasa sekali. Kita bangga dulu dengan pak Jokowi.

Ketika ke luar negeri kita bangga sekali dengan Pak Jokowi. Saya berharap bahwa legacy ini tidak akan rusak karena nila setitik itu. Legaci beliau ini penting sekali. Kita butuh sosok pemimpin seperti pak Jokowi yang 2014 dan 2019.

Saya butuh itu butuh orang yang bisa saya banggakan, mungkin terlalu personal, tapi saya rasa banyak orang yang juga merasa patah hati pada saat ini.

Jadi Anda patah hati ya

Ya boleh sedih sedih sedikit. Saya berharap pak Jokowi tetap menjadi dirinya sendiri, seperti yang dulu kita kenal.


Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...