Menteri Amran Targetkan Buka 1 Juta Hektare Lahan Rawa untuk Pertanian
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menargetkan optimasi satu juta hektare (ha) lahan rawa lebak dan pasang-surut untuk mewujudkan kedaulatan pangan di masa depan. Rawa lebak yang akan dibuka untuk lahan pertanian tersebut tersebar di sembilan provinsi.
Di antaranya di Provinsi Riau, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Jambi, Papua, dan Kalimantan Tengah. Rawa lebak merupakan suatu daratan yang setiap tahunnya tergenang minimal selama tiga bulan dengan tinggi air tergenang minimal 50 cm.
Di Kalimantan Selatan, optimalisasi lahan rawa seluas 67 ribu ha. Amran optimistis, kebijakan membuka lahan rawa lebak dan pasang-surut tersebut akan mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat Kalimantan. Sebab, persoalannya selama ini tidak ada upaya maksimal untuk memberdayakan lahan tersebut sebagai lahan produktif dan sumber pendapatan masyarakat.
"Tidak ada alasan orang Kalimantan miskin dan menganggur. Kami datang untuk membunuh kemiskinan dan pengangguran itu," kata Amran di sela-sela meninjau lokasi optimasi lahan rawa lebak di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Mandas Tana, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Kamis (5/4/), seperti dikutip dari siaran pers Kementerian Pertanian (Kementan).
Untuk mewujudkan target tersebut, Kementan menyerahkan bantuan 40 unit eskavator berbobot 20 ton, yang harganya Rp 2 miliar per unit. Selain itu, akan mendistribusikan mesin pompa berdaya 200 ha, berikut pupuk dan benih. Sedangkan kebutuhan lain dibebankan kepada Pemerintah Provinsi Kalsel dan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala.
Secara umum, biaya optimasi lahan rawa lebak berkisar Rp 3 juta per ha dan Rp 4 juta per ha untuk pasang-surut. "Ini strategi hemat anggaran. Dulu anggarannya Rp 16 juta- Rp 20 juta per ha," ujar Amran.
Sebelum optimasi lahan rawa lebak dan pasang-surut, Kementan mencanangkan cetak sawah melalui tanah menganggur untuk menggenjot luas tambah tanam (LTT). Biayanya sekitar Rp 16 juta per ha.