Masyarakat Pilih Belanja di Minimarket, Penjualan Hypermarket Tertahan

Image title
Oleh Yudi S.A.
15 Agustus 2017, 18:00
Toko ritel
Arief Kamaludin | Katadata

Perilaku belanja sebagian masyarakat di toko retail modern telah bergeser, dari supermarket dan hypermarket ke minimarket. Penyebabnya diduga faktor kepraktisan. Belanja di minimarket tidak sulit mencari parkir, dekat dengan tempat tinggal, antrean pendek dan dapat menghindari kemacetan.

Hal ini tersiratkan dalam angka-angka temuan yang diterbitkan baru-baru ini oleh The Nielsen company dalam laporan "Indonesia - FMCG & Retail Update". Laporan itu menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan barang-barang kebutuhan konsumen di minimarket lebih tinggi 17 kali lipat dibandingkan pertumbuhan penjualan di supermarket dan hypermarket.

Advertisement

Dalam periode Januari-Juni 2017, nilai penjualan 55 barang-barang kebutuhan konsumen atau Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia melalui minimarket naik 7% dibandingkan periode sama tahun lalu. Sedangkan supermarket dan hypermarket hanya membukukan kenaikan penjualan sebesar 0,4%.

(Baca: Pemerintah Diminta Waspadai Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat)

Secara keseluruhan nilai penjualan naik sebesar 3,7%. Tapi angka ini hanya sekitar sepertiga dari persentase pertumbuhan penjualan pada semester pertama 2016. Ke-55 produk yang dipantau termasuk deterjen, sabun, air mineral dan minyak goreng. 

Nielsen adalah perusahaan pengukuran penjualan retail yang memiliki cabang operasi di lebih dari 100 negara. Nielsen mengumpulkan data penjualan dari total 900 ribu gerai retail modern, termasuk hypermarket dan minimarket di seluruh dunia.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement