Pemerintah Sulit Hasilkan Listrik Tenaga Surya Berharga Murah

Ameidyo Daud Nasution
19 Mei 2017, 13:55
Surya EBT
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Teknisi melakukan perawatan instalasi panel listrik tenaga surya di Hotel Wujil, Ungaran, Jawa Tengah, Rabu (30/10/2016)

Pemerintah masih kesulitan menekan harga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Padahal, perusahaan asal Uni Emirat Arab, yakni Masdar, telah melakukan pembicaraan dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan berminat membangun PLTS di Indonesia.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, masih sulit bagi investor Uni Emirat Arab tersebut mendapatkan harga listrik dari pembangkit tenaga surya sebesar US$ 3 sen per Kilo Watt per Hour (kWh) di Indonesia. Hal ini disampaikannya langsung saat mendampingi Presiden Joko Widodo bertemu dengan Menteri Energi UAE Suhail Mohammed Faraj Al Mazroui di Istana Merdekja, Jakarta, Kamis (19/5). 

"Saya jelaskan di depan Bapak Presiden, agak berat mendapat PLTS yang US$ 3 sen per KwH," kata Arcandra. Ia pun membeberkan beberapa faktor yang menyebabkan sulitnya menghasilkan harga listrik yang murah dari pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia.

(Baca: Mau Investasi Rp 67 Triliun, Uni Emirat Arab Minta Jaminan Pemerintah)

Pertama, faktor perbedaan kapasitas dari kualitas panas matahari Indonesia dibandingkan negara-negara di Timur Tengah. Kapasitas faktor panas matahari di Indonesia rata-rata hanya 18 persen, sedangkan Uni Emirat Arab bisa mencapai 24 persen higga 30 persen.

Kedua, persoalan pajak. Menurut Arcandra, pajak di Uni Emirat Arab hampir 0 persen. Ketiga, faktor suku bunga perbankan. Ia menyatakan, bunga di Uni Emirat Arab sangat rendah, yaitu sebesar 2,5 persen, Sedangkan bunga kredit perbankan di Indonesia bisa mencapai 10 hingga 11 persen.

Keempat, ketersediaan lahan. Di Uni Emirat Arab, pemerintah setempat tidak perlu mengeluarkan dana pembebasan lahan untuk proyek pembangkit listrik. (Baca: PLN Teken Kontrak Enam Pembangkit Listrik Tenaga Surya)

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...