Subsidi Dicabut, Tarif Listrik Pelanggan 900 VA Dinaikkan 3 Kali

Miftah Ardhian
4 November 2016, 20:42
PLN listrik
Arief Kamaludin (Katadata)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan segera mencabut subsidi listrik untuk kelompok pelanggan daya 900 Volt Ampere (VA). Selanjutnya, pemerintah dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan menaikkan tarif listrik golongan tersebut dalam tiga bertahap. Sebab, pelanggan daya 900 VA dianggap tidak termasuk golongan miskin dan rentan miskin. 

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan, terdapat sekitar 22,9 juta pelanggan golongan 900 VA. Namun, hanya sebanyak 4,1 juta yang termasuk golongan miskin dan rentan miskin. Jadi, sisanya yakni sebanyak 18,8 juta pelanggan itulah yang subsidinya akan dicabut secara bertahap.

Pencabutan subsidi ini akan dimulai awal tahun depan, dengan mekanisme kenaikan sebanyak tiga kali selama tahun 2017. Setelah itu, tarif pelanggan kelompok 900 VA ini baru mengikuti skema penyesuaian tarif seperti golongan 1.300 VA ke atas.

(Baca: Rupiah dan Minyak, Penyebab Kenaikan Tarif Listrik Oktober)

Jarman mengatakan, setiap kali kenaikan tersebut akan bertambah biaya tarif dasar listrik yang harus ditanggung pelanggan sebesar 32 persen. "Naik 32 persen, sekali kenaikan," katanya di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis malam (3/11). Pencabutan subsidi ini diklaim dapat menghemat anggaran pemerintah hingga Rp 22 triliun.

Di sisi lain, pencabutan subsidi ini baru diberlakukan kepada pelanggan 900 VA yang tidak termasuk golongan miskin dan rentan miskin. Sementara itu, untuk golongan 450 VA, pemerintah masih perlu mencocokkan data yang dimilikinya dengan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). "Yang penting pencocokan itu, tidak boleh kami sembarangan menaikkan (tarif)," ujarnya.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...