Proyek Kereta Ringan LRT Jabodetabek Terganjal Masalah Lahan

Yura Syahrul
3 Februari 2016, 15:59
Proyek LRT
Arief Kamaludin|KATADATA
Presiden Joko Widodo saat meresmikan pembangunan proyek LRT Jabodetabek.

KATADATA - Proses pembangunan proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di wilayah Jabodetabek masih terhambat sejumlah masalah. Padahal, proyek transportasi publik ini diharapkan rampung tahun 2018 untuk mendukung penyelenggaraan olahraga Asian Games.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli mengungkapkan ada beberapa masalah dalam pengerjaan proyek LRT yang harus diselesaikan pemerintah. Ia menyebutkan, setidaknya ada tiga persoalan yaitu masalah pembiayaan, tumpang tindih lahan dan jangka waktu pengerjaannya.

Namun, dia tidak bersedia menjelaskan lebih rinci ketiga persoalan tersebut. “Beberapa masalah teknis ini nanti akan diselesaikan supaya bisa tuntas,” katanya seusai mengikuti rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Bappenas Sofyan Djalil di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (3/2). Rapat itu juga dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Deddy Mizwar, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Robert Pakpahan dan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko.

Rizal hanya menjelaskan, pendanaan yang masih mengganjal terkait beban bunga selama masa konstruksi (interest during construction) proyek tersebut. ”Dimana-mana pembangunan infrastruktur itu ada komponen interest during construction. Harus dirapikanlah supaya kewajiban ini bisa diselesaikan,” katanya.

(Galeri Foto: Proyek LRT Resmi Dimulai)

Di tempat yang sama, Sofyan Djalil mengatakan, tumpang tindih lahan yang menjadi persoalan adalah jalur (trase) LRT Jabodetabek di Bekasi Barat juga bersinggungan dengan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung. Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah memutuskan memindahkan jalur LRT ke daerah lain. “Yang pindah (jalur) LRT, karena kalau kereta cepat kan susah (memidahkannya). Kalau LRT karena kecepatan lebih rendah, bisa pindah sedikit,” katanya.

Sebagai gantinya, PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) sebagai kontraktor dan operator kereta cepat akan menggantinya dengan lahan di tempat lain untuk jalur LRT. Pemerintah memberikan waktu enam bulan kepada KCIC untuk penyediaan lahan pengganti tersebut. Sofyan mengakui, ada tambahan biaya gara-gara masalah tumpang tindih lahan tersebut. “Mereka (KCIC) beli, mereka yang ganti untuk LRT. Tidak jauh dari situ (trase Bekasi Barat),” katanya.

(Baca: Penggantian Biaya LRT Dibayarkan Bertahap Mulai 2017)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...