Penetapan Rencana Pengembangan Blok Masela Terancam Tertunda

Yura Syahrul
7 Oktober 2015, 19:25
kementerian esdm
KATADATA
kementerian esdm

KATADATA - Kontroversi seputar nilai investasi dan skema pengembangan Blok Masela berbuntut panjang. Pemerintah kemungkinan akan menunda penetapan revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) blok kaya gas bumi di Laut Arafura tersebut. Padahal, POD yang diajukan oleh Inpex Masela Ltd sebagai operator blok migas tersebut, sudah disetujui oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) pada 10 September lalu.

Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N Wiratmaja Puja menyatakan, pihaknya akan mengundang tim konsultan independen berkelas dunia untuk mengkaji rencana pengembangan Blok Masela. Pertimbangannya, cadangan migas yang di blok tersebut sangat besar. Begitu pula dengan nilai proyeknya.

"Pemerintah perlu pilihan-pilihan dari tim independen yang mumpuni dan world class karena proyek ini sangat besar sekali," katanya dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Rabu (7/10). Saat ini, Kementerian ESDM masih mendata lembaga atau institusi independen yang punya reputasi internasional dan kerap mengkaji pengembangan blok migas lepas pantai (offshore). Alhasil, penetapan PoD Blok Masela oleh pemerintah kemungkinan tertunda dari jadwal semula pada hari Sabtu mendatang (10/10).

(Baca: SKK Migas Izinkan Inpex Tambah Kapasitas Kilang LNG di Blok Masela)

Seperti diketahui, SKK Migas menyetujui  proposal revisi PoD Blok Masela pada 10 September lalu. PoD itu memuat rencana penambahan kapasitas kilang gas cair terapung (FLNG), dari semula 2,5 juta metrik ton per tahun (mtpa) berdasarkan PoD pertama yang disetujui pemerintah tahun 2010 silam menjadi 7,5 juta mtpa. Nilai investasinya pun diperkirakan membengkak dua kali lipat dari estimasi awal menjadi sekitar US$ 14,8 miliar.

Namun, belakangan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli meminta Kementerian ESDM dan SKK Migas meninjau ulang revisi PoD tersebut. Yang dipersoalkannya adalah rencana pembangunan FLNG untuk memproses gas bumi menjadi gas cair di tengah laut. Sebab, teknologi fasilitas itu relatif masih baru dikembangkan Shell di seluruh dunia sehingga nilai investasinya sangat besar. Dalam hitungan versi Rizal, nilai investasinya mencapai US$ 19,3 miliar.

(Baca: Rizal Ramli Minta Pengembangan Blok Masela Dikaji Ulang)

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait, Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...