Pejabat Powerfull yang Merasa Powerless saat Pandemi

Muchamad Nafi
24 Maret 2023, 18:30
Pejabat Powerfull yang Merasa Powerless saat Pandemi
Ilustrator: Lambok Hutabarat | Katadata
Katadata 25 : Luhut Binsar Pandjaitan

Telepon seluler Luhut Binsar Pandjaitan berdering. Dari seberang, suara Presiden Joko Widodo terdengar memberi mandat baru pada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini. Ia dititahkan untuk menangani delapan provinsi dengan kategori merah akibat virus corona. 

Saat itu, Jumat 11 September 2020, masyarakat yang positif Covid-19 makin banyak di Tanah Air.   Jumlah pasien harian mencapai 3.700 dengan total positif hingga 210 ribu orang. Di hari itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga baru memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar seiring tingkat kasus dan jumlah kematian yang melonjak drastis.

Advertisement

Banyak pihak mengkritik kapasitasnya dalam menangani pandemi. “Saya ingat persis, ada yang bilang Luhut bukan epidemiolog, punya pengalaman apa? Tapi saya percaya bahwa team work yang bagus bisa menyelesaikan banyak hal,” kata Luhut mengenang peristiwa 2,5 tahun lalu tersebut dalam wawancara khusus dengan Katadata.co.id, Rabu dua pekan lalu. 

Lalu, jadilah akhir pekan yang biasanya untuk rehat disibukkan dengan rapat maraton. Luhut mengumpulkan para deputi dan stafnya. Dalam dua hari mereka harus menyiapkan strategi menangani pandemi di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Juga membenahi Provinsi Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua.

Beberapa langkah ia tawarkan ke Jokowi saat rapat Senin. Pergerakan masyarakat akan dipantau ketat melalui Google Mobility Index dan Facebook Mobility. Indeks tersebut akan dipadukan dengan tingkat penyebaran Covid-19. 

Pasalnya, ada korelasi kuat antara pergerakan masif manusia dan penambahan kasus positif corona. “Biasanya dua minggu masa inkubasi, lalu terjadi lonjakan kasus,” ujar Luhut. Untuk itulah pembatasan sosial atau social distancing diperketat. Kolaborasi dilakukan bersama Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo.

Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan (Katadata | Muhammad Zaenudin)

Saat mengenang peristiwa itu, dia bercerita ada problem lain yang muncul, yakni dari sisi ekonomi. Aktivitas yang terbatas berefek pada tersendatnya rantai produksi. Di saat itu, dorongan agar dilakukan karantina wilayah atau lockdown menggema di masyarakat, termasuk suara beberapa menteri.

Luhut berdiri di sisi yang tidak setuju dengan lockdown. Sejumlah argumen ia sampaikan ke Presiden Jokowi. “Kalau Bapak mau ekonomi tetap jalan, ini pilihannya,” kata Luhut ke Jokowi. “Dan beliau memutuskan itu. Saya merasa itu keputusan Presiden yang sangat tepat dan berani.”

Untuk mengatasi dua problem ini, Luhut juga mengumpulkan para ahli kesehatan seperti epidemiolog untuk membantunya. Dia yakin, sebagai manajer yang menggerakkan orang-orang pintar dapat menghasilkan kebijakan berbasis data.

Karena itu, walau tidak ada lockdown, pembatasan sosial diterapkan dengan ketat. Di pabrik atau perkantoran, misalnya, waktu kerja dibagi dalam tiga periode. Ada juga pekerja yang bergantian saban pekan. Saat masuk kerja mesti tes PCR atau antigen. “Kalau ada yang kena satu, kita keluarkan. Industri jalan. Itu dampaknya luar biasa,” kata Luhut.

Untuk memastikan semua terlaksana dengan baik, mantan Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat itu memaksimalkan peran TNI dan Polri. Pangdam dan kapolda diperintahkan membantu gubernur dan terlibat aktif dalam menangani pandemi. Targetnya, menentukan titik rawan yang perlu dilakukan penegakan disiplin protokol kesehatan.

Fokus utama para aparat memang di “zona merah”. Kerja sama dibangun bersama Satgas Covi-19 dan pemerintah daerah di bawah komando Luhut. Gelombang pertama efek libur tahun baru 2021 yang mencapai 14 ribu kasus per hari pada akhir Januari mulai terkendali sebulan kemudian. Pada Maret 2021, kasus harian turun berkisar di angka lima ribu.

Badai pandemi lebih besar datang pada pertengahan tahun itu seiring munculnya varian Delta. Pada akhir Juni 2021, kasus harian melejit ke belasan ribu. Memasuki Juli, Covid-19 makin ganas. Positif corona melewati 20 ribu orang sehari. Angka kematiannya juga bertambah besar.

Ketika itulah Jokowi kembali memerintahkan Luhut memegang kendali Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Pulau Jawa. “Saya bilang, tambah di Bali, Pak, karena mau G20,” ujar Luhut. Indonesia memang akan menjadi Presidensi G20 yang puncaknya digelar di Bali pada November 2022.

Dia makin mengintensifkan koordinasi. “Ruangan ini bercerita. Di sini kami membuat semua proses keputusan,” ujarnya. Tempat yang dia maksud adalah ruang rapat utama lantai dua Kemenko Marves.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul

Dalam rangka mengapresiasi para tokoh yang berkontribusi besar dalam penanganan pandemi Covid-19, Katadata menyajikan edisi khusus Katadata25. Sebanyak 25 tokoh atau lembaga kami sajikan dalam beragam konten informatif. Simak rangkaian lengkapnya di sini.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement