Intuisi Jitu Bendahara Negara di Masa Sulit

Intan Nirmala Sari
27 Maret 2023, 12:03
Sri Mulyani, pandemi, katadata25
Katadata/Ilustrasi: Lambok Hutabarat
Menteri Keuangan Sri Mulyani

Keraguan sempat hinggap di hati Terawan Agus Putranto. Menteri Kesehatan pada masa awal pandemi Covid-19 di Indonesia medio tahun 2020 itu mempertanyakan kondisi keuangan negara kepada Sri Mulyani. Pasalnya, sang menteri keuangan meminta Terawan segera berkeliling dunia untuk mendapatkan komitmen pembelian vaksin. Di sisi lain, keuangan negara tengah tertekan akibat lesunya perekonomian di tengah badai pandemi.

  • Bu, benar (negara) punya duit?
  • Kita (Kementerian Keuangan) cariin uangnya, Bapak fokus mengenai penanganan pandeminya. Karena memang itu adalah multi-front battle yang kita hadapi.

Cuplikan dialog tersebut diulang kembali dan disampaikan Sri Mulyani saat menjadi salah seorang pembicara dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Gedung AA Maramis, Jakarta, 26 Januari 2023.

Keraguan mantan Menteri Kesehatan Terawan, yang kemudian digantikan oleh Budi Gunadi Sadikin itu, merupakan sebuah kewajaran. Selain keterbatasan anggaran negara, Sri Mulyani sejak dulu memang dikenal ketat dalam pengelolaan APBN. Penerimaan negara dipatok sesuai putaran roda ekonomi, sedangkan belanja diatur ketat sesuai program masing-masing kementerian dan lembaga negara.

Namun, pandemi Covid-19 adalah kondisi yang abnormal sehingga kebijakan pemerintah yang dijalankan harus pula di luar kelaziman. Sri Mulyani memandang salah satu kunci pengendalian penularan virus adalah kecepatan melakukan vaksinasi kepada masyarakat. Karena itu, terlepas apapun kondisi keuangan negara, harus dilakukan upaya untuk mengatasi pandemi.

"Kita sudah menyampaikan, tidak boleh dalam situasi pandemi ada alasan tidak bisa melakukan tindakan apapun hanya karena tidak ada uang, karena itu pasti akan memperburuk. Jadi waktu itu berapapun yang dibutuhin kita akan sediakan," katanya.

Kala itu, sebenarnya banyak negara yang berupaya mendapatkan vaksin Covid-19. Tak heran, ketika para produsen menawarkan kontrak pengadaan vaksin, Indonesia bersedia bekerja sama serta menyiapkan anggarannya. Padahal, vaksin saat itu belum diproduksi. "Kita bilang, pokoknya beli, (padahal) barangnya belum ada waktu itu," kata Sri Mulyani.

Contohnya, AstraZeneca yang belum merilis vaksinnya namun sudah menawarkan kontrak pembelian. Tujuannya agar mereka mengetahui pasti jumlah vaksin yang harus diproduksi.

Keputusan dan gerak cepat pemerintah tersebut terbukti jitu untuk meredakan badai pandemi di Indonesia. Setelah mengantongi pasokan ratusan juta dosis vaksin, program vaksinasi digelar mulai awal tahun 2021. Suntikan kepada ratusan juta penduduk berhasil menghalau gelombang varian baru Covid-19 sehingga saat ini pandemi melandai dan negara ini tengah bersiap memasuki fase endemi.

Meski sekarang berujung manis, Sri Mulyani mengaku tahun-tahun di masa pandemi bukanlah waktu yang mudah untuk dilalui. Semua tekanan dari sisi kesehatan dan ekonomi terjadi di sepanjang 2020. Sebagai menteri keuangan, ia tak hanya harus mengamankan dana penanganan pandemi, namun juga harus pintar-pintar memakai anggaran negara untuk menjaga perekonomian dari resesi.

Menurut Sri Mulyani, pemerintah harus bisa membuat keputusan tepat di tengah situasi yang belum pernah terjadi. "Jadi itu betul-betul coming from the real experience. Membuat keputusan yang kita kadang-kadang tidak cukup informasi, tapi harus dibuat dengan intuisi. Intuitif mengatakan harus dilakukan, namun semuanya tentu dilakukan dengan niat baik," katanya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Defisit Membengkak dan Berbagi Beban

Pemerintah menggelontorkan dana jumbo untuk menangani pandemi. Pada tahun 2020, dana sekitar Rp 580 triliun terpakai untuk pos belanja bertajuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Setahun berselang, jumlahnya membengkak jadi Rp 659 triliun.

Anggaran belanja untuk penanganan pandemi berikut dampaknya tersebut terdiri atas dua pos besar. Pertama, anggaran penanganan kesehatan, seperti pembangunan rumah sakit darurat, penyediaan obat, insentif tenaga kesehatan, hingga percepatan vaksinasi.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul

Dalam rangka mengapresiasi para tokoh yang berkontribusi besar dalam penanganan pandemi Covid-19, Katadata menyajikan edisi khusus Katadata25. Sebanyak 25 tokoh atau lembaga kami sajikan dalam beragam konten informatif. Simak rangkaian lengkapnya di sini.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...