Dikritik Rizal Ramli, Pertamina Tetap Bangun Pipa BBM Rp 5,8 Triliun

Yura Syahrul
25 September 2015, 20:01
No image
Penambahan jaringan pipa ini untuk mengantisipasi risiko kemacetan di jalan raya dan kebakaran kalau menggunakan truk.

KATADATA ? PT Pertamina (Persero) tetap melanjutkan rencana pembangunan jaringan pipa distribusi bahan bakar minyak (BBM) dengan nilai investasi US$ 400 juta atau sekitar Rp 5,8 triliun. Padahal, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mempersoalkan rencana tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan negara saat ini.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Puspanegoro mengatakan, pihaknya berencana menambah jaringan pipa untuk menyalurkan BBM saat ini yang sepanjang 1.283 kilometer. ?Ke depan kami bisa tingkatkan dua kali lipatnya," katanya dalam konferensi pers Pertamina di Jakarta, Jumat (25/9).

Fokus penambahan pipa BBM tersebut di Pulau Jawa. Terdiri atas jalur Balongan-Cikampek, Cikampek-Plumpang, Lomanis-Maos, Maos-Rewulu, Rewulu-Boyolali, Lomanis-Tasikmalaya, Tasikmalaya-Ujung Berung, Ujung Berung-Padalarang, Tuban-Surabaya, Tanjung Priok-Plumpang. Total panjangnya sekitar 956 kilometer. Adapun total kebutuhan pengembangan pipa di seluruh Jawa mencapai 2.239 kilometer.

Selain untuk mendukung pipa yang sudah ada, menurut Wianda, penambahan jaringan pipa ini untuk mengantisipasi risiko pendistribusian BBM ke pelosok daerah. Risiko menggunakan truk untuk mendistribusikan BBM lebih besar karena masalah kemacetan di jalan raya dan potensi bahaya kebakaran.

Untuk membiayai pembangunan pipa tersebut, Pertamina menaksir kebutuhan dananya sebesar US$ 400 juta. Jumlah tersebut sudah termasuk biaya pembebasan lahan di sekitar jalur pipa. "Pipanisasi hanya US$ 400 juta karena memang incinya (diameter pipa) tidak besar, hanya 18 inci," imbuh Wianda.

Penambahan jaringan pipa itu merupakan bagian dari rencana jangka panjang Pertamina untuk meningkatkan cadangan BBM nasional. Apalagi, hingga saat ini Indonesia belum memiliki cadangan penyangga energi nasional. Hanya ada cadangan operasional Pertamina selama 22 hari untuk BBM dan 12 hari untuk LPG. Tanpa cadangan penyangga, ketahanan energi Indonesia bisa terancam.

Halaman:
Reporter:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...