Minta Inflasi Terus Ditekan, Jokowi: Dulu Harga Naik Dianggap Biasa

Ameidyo Daud Nasution
27 Juli 2017, 15:53
Jokowi
Cahyo | Biro Pers Sekretariat Kepresidenan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran pemerintah, baik di pusat maupun daerah, terus berupaya menekan inflasi sangat rendah layaknya di negara-negara maju. Jika inflasi rendah maka akan mendatangkan banyak manfaat, mulai dari penurunan bunga bank secara otomatis hingga membuat harga barang-barang terjangkau oleh masyarakat.

Menurut Presiden, budaya selama ini di Indonesia hanya pasrah menerima inflasi tinggi, berapapun besarannya. Bahkan, inflasi tinggi dianggap sebuah kewajaran.

"Sudah menjadi persepsi publik, waktu itu inflasi kisaran 8%, 9%, 10% itu sesuatu yang wajar, sesuatu yang biasa. dianggap suatu yang wajar dan biasa, yang tidak dapat diapa-apakan," kata Jokowi saat berpidato membuka Rapat Koordinasi Nasional Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Jakarta, Kamis (27/7).

Padahal, pemerintah dapat melakukan berbagai hal untuk menekan inflasi turun dan serendah mungkin. Presiden mencontohkan angka inflasi di luar negeri yang sangat rendah. "Kenapa di negara lain saya lihat di Eropa, inflasi bisa sangat rendah sekali. Bisa 1%, bisa ditekan 2%. Ya karena mereka melakukan sesuatu."

Presiden juga mempersoalkan inflasi yang tinggi hingga melebihi pertumbuhan ekonomi pada masa lalu. "Percuma pertumbuhan ekonomi misalnya 6%, tapi inflasinya 9%. Rakyat tekor. Dulu biasanya kenaikan gaji PNS 5%, harganya naik 10%, ya tidak ada artinya," katanya.

Namun, kalau pertumbuhan ekonomi 5% sedangkan inflasinya 4% atau 3% maka rakyat dapat lebih mudah membeli barang-barang. Karena itulah, Jokowi menekankan pentingnya menjaga inflasi agar semakin rendah.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...