Banjir Dana Repatriasi, Rupiah Tembus Level 12 Ribuan per Dolar

Desy Setyowati
Oleh Desy Setyowati - Yura Syahrul
27 September 2016, 11:15
rupiah dolar arief.jpg
Arief Kamaludin|KATADATA

Tren penguatan mata uang rupiah terus berlanjut hingga akhirnya menembus level Rp 12.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Salah satu faktor utama penopang penguatan rupiah adalah aliran masuk dana dari luar negeri (repatriasi) yang semakin deras menjelang batas akhir periode pertama program pengampunan pajak atau amnesti pajak (tax amnesty) bulan September ini.

Pada perdagangan di pasar spot, Selasa (27/9) pagi ini, rupiah sudah bertengger di posisi 12.903 per dolar AS, atau menguat 1 persen dibandingkan hari sebelumnya. Jika mampu terus bertahan hingga akhir perdagangan sore nanti, ini merupakan posisi tertinggi rupiah sejak 16 bulan terakhir pada Mei 2015 lalu.

Sedangkan berdasarkan kurs tengah JISDOR di Bank Indonesia (BI), rupiah juga menguat 0,4 persen dari hari sebelumnya menjadi Rp 13.027 per dolar AS. (Baca: Repatriasi Dana dari Singapura Rp 33 Triliun dalam Tiga Pekan)

Meski dalam rentang yang sempit, rupiah memang terus menguat sejak Jumat pekan lalu. Sedangkan jika dilongok sejak awal pekan ini, rupiah telah menguat 2,8 persen dari posisi 13.270 per dolar AS pada 31 Agustus lalu. Adapun sejak awal tahun ini, rupiah sudah menguat 5,5 persen.

Pencapaian di pasar valuta asing (valas) ini tidak sejalan dengan di bursa saham. Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa pagi ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) malah melorot 0,66 persen menjadi 5.317.

Kepala Riset Monexindo Ariston Tjendra melihat, penguatan tajam rupiah ini dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Dari luar negeri, bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, belum menaikkan suku bunga dananya pada  September ini.

Dari dalam negeri, ada perkembangan positif program amnesti pajak dan data-data ekonomi Indonesia yang masih mendukung.

“Inflasi di level rendah, pertumbuhan ekonomi membaik, dan neraca dagang masih surplus,” katanya kepada Katadata, Selasa (27/9). Namun, Ariston memperkirakan, rupiah berpeluang kembali ke level 13.000 per dolar AS pada akhir tahun nanti jika bank sentral AS jadi mengerek suku bunganya.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...